Senin, 23 Desember 2019

Macam-Macam Mahabbah

Mahabbah (Cinta) kepada Allah termasuk ibadah yang paling Agung. Syaikh Shalih bin Fauzan dalam kitabnya, ba’dhu fawa’id shurotul fatihah menyebutkan bahwa mahabbah itu ada empat macam.
Mahabbah Syirkiyyah
Yaitu mahabbah/kecintaan kepada berhala dan semua sesembahan selain Allah. Allah ta’ala berfirman yang artinya, “Dan diantara manusia ada orang yang menjadikan sesembahan-sesembahan selain Allah, mereka mencintainya sebagaimana kecintaan kepada Allah. Adapun orang beriman, amat sangat cintanya kepada Allah”. (QS. Al-Baqarah : 165).
Kaum musyrikin mencintai sesembahan selain Allah dengan kecintaan yang sangat besar. Oleh karena itu, mereka rela mati dan berperang untuk membela sesembahannya. Seandainya mereka tidak memiliki kecintaan yang besar kepadanya, tentu mereka tidak akan mempertaruhkan nyawa untuk membelanya. Kecintaan itu sudah kokoh dan tertancap ke dalam hati mereka. Sebagaimana Allah ta’ala telah berfirman, yang artinya, “Dan jika disebutkan nama Allah saja, ada kebencian dalam hati orang yang tidak beriman kepada akhirat. Dan jika disebutkan sesembahan yang lainnya, tiba-tiba mereka bergembira” (QS. Az-Zumar : 45).
Kecintaan kaum musyrikin adalah kecintaan yang bercabang, yaitu ditujukan untuk Allah dan ditujukan untuk sesembahan yang lain. Adapun orang beriman, kecintaan mereka murni ditujukan kepada Allah.
Kerugian untuk orang musyrikin! Karena pada hari kiamat nanti, yang diikuti dan disembah, berlepas diri dan mendustakan orang-orang yang mengikutinya. Mereka berkata kepada orang yang mengikutinya, “Kami tidak pernah menyuruh kalian untuk beribadah kepada kami. Dan kami pun tidak mengetahui kalau kalian menyembah kami”. Allah ta’ala berfirman, “Ketika yang diibadahi berlepas diri dari orang yang menyembahnya, lalu orang yang menyembah selain Allah itu melihat Adzab di depan mereka, dan terputuslah kecintaan mereka yang ada sebelumnya” (QS. Al-Baqarah:166).
Beruntunglah orang-orang yang beriman! Mereka menyembah Allah dan mengikhlaskan ibadah kepadaNya. Maka Allah ta’ala menolong mereka pada hari kiamat, memuliakan mereka dan memasukkan mereka kedalam SurgaNya.
Demikianlah pada hari kiamat nanti, persahabatan dan rasa saling mencintai akan terputus dan berbalik menjadi permusuhan, kecuali persahabatan yang dibangun diatas kecintaan dan ketaqwaan kepada Allah, karena dibangun diatas asas yang shahih, sehingga akan terus ada di dunia dan di akhirat. Allah ta’ala berfirman, “Pertemanan pada hari kiamat nanti akan menjadi permusuhan, kecuali orang yang bertaqwa” (QS. Az-Zuhruf : 67).
Mahabbah Muharromah
Yaitu mahabbah/kecintaan kepada kebatilan dan pelakunya, serta membenci kebenaran dan pelakunya. Inilah mahabbahnya orang-orang munafik. Mereka mencintai kebatilan dan membenci kebenaran. Serta mencintai orang-orang kafir dan membenci kaum muslimin.
Nifaq adalah menampakkan keislaman dan menyembunyikan kekafiran. Tanda-tanda orang munafik adalah mereka mencintai ahlul bathil dan membenci ahlul haq. Siapa saja yang membenci Para Shahabat Nabi shalallahu ‘alaihi wasallam, atau membenci para Ulama dan Imam kaum muslimin, ketahuilah, mereka adalah orang munafiq. Walaupun mereka menampakkan keislaman mereka serta bersyahadat Asyhadu an Laa ilaaha illallah, wa anna Muhammad Rasulullah secara dhahir. Karena pada batinnya, pasti terdapat penolakan terhadap konsekuensi keislaman dan syahadat.
Mahabbah Tabi’iyyah
Yaitu cinta yang merupakan tabi’at dan fitrah manusia. Seperti kecintaan manusia kepada keluarganya, anaknya, saudaranya, dan kecintaan kepada orang yang berbuat baik kepadanya. Inilah cinta alami yang tidaklah manusia dihukum dan berdosa karenanya, kecuali jika cinta tabiat ini lebih didahulukan daripada kecintaan kepada Allah dan RasulNya. Allah ta’ala berfirman, “Katakanlah : Apakah bapak kalian, anak-anak kalian, saudara-saudara kalian, istri kalian, keluarga kalian, harta kalian dan perdagangan kalian, lebih kalian cintai daripada Allah dan RasulNya? Dan lebih kalian cintai daripada berjihad di jalanNya? Kalau demikian, tunggulah sampai Allah mendatangkan keputusanNya. Dan Allah tidaklah memberikan petunjuk kepada orang-orang yang fasiq” (QS. At-Taubah : 24).
Mahabbah Wajibah
Yaitu mencintai wali-wali Allah dan membenci musuh-musuhNya. Inilah yang dinamakan mencintai karena Allah dan membenci karena Allah. Misalnya, mencintai ahlut Tauhid dan membenci ahlus Syirik, mencintai ahlus Sunnah dan membenci Ahlul Bid’ah, serta mencintai ahli Taat dan membenci ahli Maksiat. Hal ini termasuk ikatan iman yang paling kokoh. Akan tetapi, hal ini termasuk perkara yang sulit dilakukan manusia. Oleh karena itu, jika kita dapat melaksanakan kecintaan yang wajib ini, maka termasuk tanda-tanda kokohnya keimanan kita. Allah ta’ala berfirman yang artinya, “Segala Puji dan Cinta hanya bagi Allah, Rabb Semesta Alam” (QS. AlFatihah : 1).
(Lihat ba’dhu fawa’id shurotul fatihah, Syaikh Shalih bin Fauzan bin Abdillah Al-Fauzan hal 12-18).

Tidak ada komentar:

Posting Komentar

Tuliskan Komentar yang Membangun, Jangan Lupa Nama: E-mail: Wa: