Sejarah Singkat

SMKN 1 Tinangkung yang awalnya SMKN 1 Salakan adalah  satu-satunya  sekolah kejuruang yang berada di ibu Kota Kabupaten Banggai Kepulauan - Salakan. yang didirikan pada tahun 2004, dengan 2 program keahlian yaitu: Peternakan dan Permbibitan Kultur Jaringan Tanaman.  pada tahun 2009 dibuka jurusan tambahan yaitu Administrasi Perkantoran, kemudian dalam perjalanannya karena permintaan masyarakat maka dibuka lagi jurusan Akuntansi dengan Teknik Komputer Jaringan.

1 komentar:

  1. Subhanallah. Sungguh rasa takut dan khawatir orang-orang saleh tersebut mengalirkan ketakwaan dalam diri mereka. Hati mereka pun jadi lembut, bening, dan mudah tersentuh. Dunia bagi mereka tidak ada artinya. Yang ada dalam benak mereka hanya satu: akhirat dan bagaimana selamat dari siksa neraka. Lalu bagaimana dengan kita? Mari kita bandingkan.

    Sungguh kita masih sangat jauh dibanding mereka. Amal saleh kita masih sedikit. Iya, kalau diterima. Kalau tidak? Ibadah kita tidak sehabat mereka. Jangankan seperti Rasulullah. Seperti para sahabat nabi saja masih sangat jauh. Ilmu agama kita tidak ada apa-apanya dibanding mereka. Begitu pula kualitas ibadah kita yang lain: sedekah kita, bacaan Al-Qur’an (tilawah) kita, salat tahajud kita, dan kualitas menjaga diri dari sesuatu yang diharamkan oleh-Nya. Sungguh kita masih sangat jauh sekali.

    Mata kita jarang sekali menangis karena-Nya. Jangankan jarang. Bahkan, boleh jadi, seumur hidup tidak pernah bermunajat di sepertiga malam dan menangisi dosa dan kesalahan yang telah diperbuat setiap hari. Kita justru lebih banyak tertawa dan bersendau gurau; seolah-olah akan hidup selamanya dan tidak sadar jika dosa terus menumpuk dan menggunung. Kita justru jarang memohon ampun kepada-Nya. Padahal, kita tidak tahu kapankah malaikat maut menjemput ajal kita. Astaghfirullahal ‘azim.

    Mata kita justru sering menangis untuk sesuatu yang tidak begitu penting. Hati kita lebih mudah tersentuh hanya gara-gara soal sepele. Kita lebih sensitif dan reflektif terhadap hal-hal keduniawian. Entah itu karena soal pekerjaan, cinta, kesuksesan, kebahagiaan, dan penderitaan. Hati mudah tersentuh untuk sifatnya hura-hura. Menangis histeris ketika melihat idolanya datang dan berkalang kesuksesan.

    Sedangkan untuk dosa yang telah menggunung mata kita enggan untuk berurai air mata. Kita enggan untuk bersujud, berkeluh kesah, dan memohon ampun kepada-Nya. Jangan-jangan hati kita telah tertutup cahaya ilahiyah. Jangan-jangan hati kita mati karena tertutup oleh banyaknya dosa yang tidak terampuni dan teristighfari. Nauzubillah min dzalik. Semoga Allah Subhanahu Wata’ala menjaga kita dari hal demikian ini dan senantiasa memancarkan cahaya di dalam hati kita. Sehingga mata kita pun akan berurai air mata karena-Nya. Bukan karena yang lain.*/Syaiful Anshor, seorang guru

    BalasHapus

Tuliskan Komentar yang Membangun, Jangan Lupa Nama: E-mail: Wa: