Khutbah

sebab musibah terjadi di mana-mana
السَّلاَمُ عَلَيْكُمْ وَرَحْمَةُ اللهِ وَبَركَاتُهُ.
اَلْحَمْدُ لله العَزِيْزِ الغَفَّارِ، الكَرِيْمِ الوَهَّابِ؛ يَغْفِرُ الذُّنُوْبَ، وَيَسْتُرُ العُيُوْبَ، وَيُجِيْبُ الدُّعَاءَ،
 وَيُنْزِلُ الغَيْثَ مِنَ السَّمَاءِ، نَحْمَدُهُ حَمْدَ الشَّاكِرِيْنَ، وَنَسْتَغْفِرُهُ اِسْتِغْفَارَ التَّائِبِيْنِ، وَنَسْأَلُهُ مِنْ 
فَضْلِهِ العَظِيْمِ؛ فَهُوَ الجَوَّادُ الكَرِيْمُ، البَرُّ الرَّحِيْمُ، وَأَشْهَدُ أَنَّ نَبِيَّنَا وَسَيِّدَنَا مُحَمَّدًا عَبْدُهُ 
وَرَسُوْلُهُ؛ كَانَ يُكْثِرُ الاِسْتِغْفَارَ وَالتَّوْبَةَ، وَيُكَرِّرُهَا فِي اليَوْمِ مِئَةَ مَرَّةٍ، وَقَدْ عَدَّ لَهُ أَصْحَابُهُ فِي 
المجْلِسِ الوَاحِدِ اِسْتِغْفَارًا كَثِيْرًا، صَلَّى اللهُ وَسَلَّمَ وَبَارَكَ عَلَيْهِ وَعَلَى آلِهِ وَأَصْحَابِهِ وَأَتْبَاعِهِ إِلَ
ى يَوْمِ الدِّيْنِ.
أَمَّا بَعْدُ:
فَاتَّقُوا اللهَ تَعَالَى وَأَطِيْعُوْهُ، وَتُوْبُوْا إِلَيْهِ وَاسْتَغْفِرُوْهُ، وَأَنِيْبُوا إِلَيْهِ وَاسْأَلُوْهُ؛ فَإِنَّهُ سُبْحَانَهُ وَاسِعُ 
العَطَاءِ، مُجِيْبُ الدُّعَاءِ.
Segala puji pada Allah Yang Mahaperkasa, lagi Maha Pengampun, Yang Mahamulia, Yang Maha Memberi Karunia. Allah itu mengampuni setiap dosa, Allah juga menutup setiap aib (kesalahan). Allah akan selalu mengabulkan doa setiap hamba. Allah juga yang menurunkan hujan dari langit. Kita memuji Allah dengan pujian orang yang bersyukur. Kita meminta ampun kepada Allah dengan istighfarnya orang yang sungguh bertaubat. Kita meminta kepada Allah karunia-Nya yang besar. Allah itu Maha Dermawan dan Mahamulia. Allah itu Maha berbuat baik dan Maha Penyayang.
Aku bersaksi bahwa Nabi kita dan sayyid kita Muhammad adalah hamba Allah dan utusan-Nya. Beliau adalah orang yang banyak beristighfar dan bertaubat. Beliau mengulanginya setiap harinya 100 kali. Para sahabat-sahabat beliau telah menghitung dalam sekali majelis, beliau banyak beristighfar. Semoga shalawat Allah dan keselamatan serta keberkahan tercurah kepada beliau, keluarga beliau, sahabat beliau, serta pengikut beliau hingga hari kiamat. Amma ba’du:
Bertakwalah kepada Allah dan taatlah kepada-Nya, juga bertaubatlah kepada-Nya serta beristighfarlah. Kembalilah kepada Allah dan berdoalah kepada-Nya. Sesungguhnya Allah itu Maha Luas Pemberiannya, dan Maha Mengabulkan doa.
Perintah untuk bertakwa, itulah yang disebutkan dalam ayat,
يَا أَيُّهَا الَّذِينَ آمَنُوا اتَّقُوا اللَّهَ حَقَّ تُقَاتِهِ وَلَا تَمُوتُنَّ إِلَّا وَأَنْتُمْ مُسْلِمُونَ
Hai orang-orang yang beriman, bertakwalah kepada Allah sebenar-benar takwa kepada-Nya; dan janganlah sekali-kali kamu mati melainkan dalam keadaan beragama Islam.”
(QS. Ali Imran: 102)

Ma’asyirol muslimin rahimani wa rahimakumullah …

Musibah terjadi di mana-mana di negeri ini. Di Sumatera dengan asap yang tak kunjung hutan karena hutan yang terbakar. Di berbagai daerah mengalami kekeringan. Di Kalimantan sama halnya dengan Sumatera, masih mengalami kabut asap. Di Maluku Tengah, dengan musibah gempa 6,8 SR. Dan baru-baru ini ada susulan lagi di Maluku dengan gempa 5,2 SR.  Di Papua ada kerusuhan dan pembunuhan.

Apa gerangan yang sebenarnya terjadi?

Sebenarnya kalau kita mau koreksi diri, ini semua karena lantaran dosa kita yang begitu banyak.
Ayat berikut pantas untuk jadi renungan,
وَضَرَبَ اللَّهُ مَثَلًا قَرْيَةً كَانَتْ آَمِنَةً مُطْمَئِنَّةً يَأْتِيهَا رِزْقُهَا رَغَدًا مِنْ كُلِّ مَكَانٍ فَكَفَرَتْ بِأَنْعُمِ اللَّهِ فَأَذَاقَهَا اللَّهُ لِبَاسَ الْجُوعِ وَالْخَوْفِ بِمَا كَانُوا يَصْنَعُونَ
Dan Allah telah membuat suatu perumpamaan (dengan) sebuah negeri yang dahulunya aman lagi tenteram, rezkinya datang kepadanya melimpah ruah dari segenap tempat, tetapi (penduduk)nya mengingkari nikmat-nikmat Allah; karena itu Allah merasakan kepada mereka pakaian kelaparan dan ketakutan, disebabkan apa yang selalu mereka perbuat.” (QS. An-Nahl: 112).
Permisalan di atas ditujukan pada penduduk Makkah. Dahulu mereka hidup dalam keadaan aman, tentram dan melimpah berbagai rezeki yang bisa dipanen di sekitarnya. Siapa pun yang masuk ke dalamnya akan merasakan aman.
Yang dimaksud dalam ayat, Allah memberi rezeki yang mudah.  Itulah yang dimaksud dengan roghodaa’, yaitu rezeki diberi penuh kemudahan.
Ketika mereka kufur pada nikmat Allah, yaitu enggan taat pada-Nya dan gemar bermaksiat, akhirnya Allah menimpakan rasa takut (khawatir) dan kelaparan pada mereka. Padahal sebelumnya, mereka diberikan nikmat yang besar, rasa aman, buah-buahan yang diperoleh begitu mudah dan rezeki yang melimpah. Sebab kesengsaraan dan kesusahan ini itulah yang disebutkan dalam ayat selanjutnya,
وَلَقَدْ جَاءَهُمْ رَسُولٌ مِنْهُمْ فَكَذَّبُوهُ فَأَخَذَهُمُ الْعَذَابُ وَهُمْ ظَالِمُونَ
Dan sesungguhnya telah datang kepada mereka seorang rasul dari mereka sendiri, tetapi mereka mendustakannya; karena itu mereka dimusnahkan azab dan mereka adalah orang-orang yang zalim.” (QS. An-Nahl: 113). Jadi sebab mereka mendapatkan musibah adalah karena durhaka pada Rasul.
Coba kita urutkan berbagai dosa di negeri ini.
Mulai dari dosa nomor satu, yaitu syirikCoba lihat bagaimana kubur-kubur orang saleh dikultuskan begitu luar biasa. Memakai jimat dan rajah dengan tujuan untuk jadi pelindung diri hingga pesugihan menjadi hal yang biasa.
Allah Ta’ala berfirman,
وَمَنْ يُشْرِكْ بِاللَّهِ فَقَدْ ضَلَّ ضَلَالًا بَعِيدًا
Barangsiapa yang mempersekutukan (sesuatu) dengan Allah, maka sesungguhnya ia telah tersesat sejauh-jauhnya.” (QS. An Nisa’: 116).
Dalam ayat lain dalam nasehat Lukman pada anaknya disebutkan,
إِنَّ الشِّرْكَ لَظُلْمٌ عَظِيمٌ
Sesungguhnya syirik adalah benar-benar kezholiman yang besar.” (QS. Lukman: 13).
Allah telah ingatkan bahwa karena sebab dosa, itu yang membuat musibah datang bertubi-tubi. Allah Ta’ala berfirman,
وَمَا أَصَابَكُم مِّن مُّصِيبَةٍ فَبِمَا كَسَبَتْ أَيْدِيكُمْ وَيَعْفُو عَن كَثِيرٍ
Apapun musibah yang menimpa kalian, adalah akibat perbuatan dosa kalian sendiri. Dan Allah memaafkan sebagian besar (dari kesalahan-kesalahanmu).” (QS. Asy-Syuraa: 30)
Jadi, musibah yang terjadi itu adalah akibat merebaknya dosa dan maksiat secara umum.
Adapun paceklik dan kemarau panjang, salah satu pemicu terbesarnya adalah karena banyaknya praktek kecurangan dalam bisnis dan perdagangan. Serta enggannya orang kaya untuk mengeluarkan zakatnya.
Dari Abu Hurairah radhiyallahu ‘anhu, Rasulullah shallallahu ’alaihi wa sallam menjelaskan,
وَلَمْ يَنْقُصُوا الْمِكْيَالَ وَالْمِيزَانَ إِلاَّ أُخِذُوا بِالسِّنِينَ وَشِدَّةِ الْمَؤُنَةِ وَجَوْرِ السُّلْطَانِ عَلَيْهِمْ. وَلَمْ يَمْنَعُوا زَكَاةَ أَمْوَالِهِمْ إِلاَّ مُنِعُوا الْقَطْرَ مِنَ السَّمَاءِ وَلَوْلاَ الْبَهَائِمُ لَمْ يُمْطَرُوا
Ketika para pedagang gemar mencurangi timbangan, pasti manusia akan ditimpa musim paceklik panjang, biaya hidup yang tinggi dan kelaliman penguasa. Manakala orang-orang kaya enggan mengeluarkan zakat, pasti air hujan akan ditahan turun dari langit. Andaikata bukan karena (belas kasihan terhadap) hewan-hewan ternak, niscaya hujan tidak akan pernah turun lagi.” (HR. Ibnu Majah, no. 4019 dan Al-Hafizh Abu Thahir mengatakan bahwa hadits ini sahih).
Mengenai kecurangan disebutkan dalam ayat berikut ini.
Allah Ta’ala berfirman,
وَيْلٌ لِلْمُطَفِّفِينَ (1) الَّذِينَ إِذَا اكْتَالُوا عَلَى النَّاسِ يَسْتَوْفُونَ (2) وَإِذَا كَالُوهُمْ أَوْ وَزَنُوهُمْ يُخْسِرُونَ (3)
Kecelakaan besarlah bagi orang-orang yang curang (yaitu) orang-orang yang apabila menerima takaran dari orang lain mereka minta dipenuhi dan apabila mereka menakar atau menimbang untuk orang lain, mereka mengurangi.” (QS. Al Muthoffifin: 1-3).
Ibnu Katsir rahimahullah dalam Tafsir Al-Quran Al-‘Azhim berkata bahwa yang dimaksud dengan Al-Muthoffifin adalah berbuat curang ketika menakar dan menimbang. Bentuknya bisa jadi, ia meminta untuk ditambah lebih ketika ia meminta orang lain menimbang. Bisa jadi pula, ia meminta untuk dikurangi jika ia menimbangkan untuk orang lain. Itulah mengapa akibatnya begitu pedih yaitu dengan kerugian dan kebinasaan. Itulah yang dinamakan wail.Demikian khutbah pertama ini. Semoga Allah memberi taufik dan hidayah.


أَقُوْلُ قَوْلِي هَذَا وَاسْتَغْفِرُ اللهَ لِي وَلَكُمْ وَلِسَائِرِ المُسْلِمِيْنَ إِنَّهُ هُوَ السَمِيْعُ العَلِيْمُ



Akhi, ukhti, yuk baca tulisan lengkapnya di Rumaysho:
https://rumaysho.com/22009-khutbah-jumat-inilah-sebab-musibah-terjadi-di-mana-mana-di-negeri-kita.html

Tidak ada komentar:

Posting Komentar

Tuliskan Komentar yang Membangun, Jangan Lupa Nama: E-mail: Wa: