Selasa, 03 Maret 2020

Mewujudkan anak shaleh

♻️ *Bagaimanakah mewujudkan anak yang shalih?* ♻️

🔰 Untuk mewujudkan anak yang shalih salah satunya adalah dengan cara mendidiknya.

🔰 Diantara bentuk- bentuk pendidikan anak adalah:

✅ *Menanamkan pada diri anak kecintaan kepada Allah _subhanahu wa ta’ala_.*

🔹️ Dalam kehidupan sehari-hari, orang tua menanamkan kecintaan kepada Allah pada diri anak sejak kecil. Jika mengajak anak berbuat kebaikan, katakanlah kepadanya: _“Jika engkau melakukan hal ini maka Allah akan cinta kepadamu. Jika engkau shalat, puasa dll, maka Allah akan cinta kepadamu.”_ Jangan mengatakan, _“Jika kamu tidak shalat maka Allah akan benci dan tidak suka kepadamu."_

✅ *Mendidiknya dengan sifat amanah.*

🔹️ Mengajarkan kepada anak, jika ia menemukan suatu barang di jalan, hendaklah ia tidak mengambilnya untuk dirinya. Akan tetapi mengambilnya untuk diberikan kepada orang yang lebih dewasa atau orang tuanya untuk dicari siapa pemiliki barang tesebut.

✅ *Mengajari bersedekah*

🔹️ Anak-anak dididik untuk membiasakan diri bersedekah. Yakni memberikan sebagian apa yang dimilikinya kepada fakir miskin. Mengajarkan kepadanya untuk iltizam kepada sunnah dalam hal bersedekah. Bahwasanya, tersenyum dan berwajah berseri-berseri kepada seseorang itu adalah termasuk sedekah.

🔹️ Perlu diketahui bahwa kemampuan anak dalam menerima pengajaran dari orang tua itu berbeda-beda. Sebagian anak ada yang cepat memahami apa yang dikatakan oleh orang tua, dan sebagian anak yang lain lambat. Oleh karena itu orang tua harus mengetahui tingkat kemampuan anaknya.

🔹️ Dalam memberikan pengajaran kepada anaknya ia harus perlahan-lahan, tidak memberikan banyak nasehat setiap hari. Sebaiknya, paling tidak satu nasehat dalam sehari, supaya anak tidak mudah jemu.

🔹️ Sebagai contoh, ketika mengajarkan anak bersedekah, dalam bersedekah tesebut jangan diikuti dengan menyebut-nyebut sedekah dan menyakiti perasaan si penerima. Karena hal tersebut sama halnya denganorang yang menafkahkan harta karena riya’ kepada manusia dan tidak beriman kepada manusia dan tidak beriman kepada hari akhir.

✅ *Berakhlak dengan Al Quran*

🔹️ Diriwayatkan bahwasnya Said bin Hisyam bin ‘Amir, dia bertanya kepada Ummul Mu’minin “Aisyah radhiyallaahu anha, _“Wahai Ibu, kabarkanlah kepadaku akhlak rasulullah shallallahu ‘alahi wa sallam.”_ Maka ‘Aisyah berkata: _“Sesungguhnya akhlak rasulullah itu adalah Al Quran.”_

🔹️ Kita mengajarkan kepada anak agar anak berakhlak dengan Al Quran.

🔹️ Dalam kehidupan sehari-hari, kita usahakan untuk mengaitkan semua perbuatan anak-anak dengan Al Quran. Setiap kali terjadi suatu peristiwa tertentu, kalau memungkinkan kita ingatkan mereka dengan ayat Al Qur`an.

♻️ *Beberapa ayat Al Qur’an dan kesesuaiannya dengan keseharian anak-anak:*

1️⃣ Ketika melihat rumah yang berantakan, sang ibu mengajarkan ayat ini:

" إِنّا لاَ نُضِيعُ أَجْرَ الْمُصْلِحِينَ " [سورة الأعراف : الآية : 170

🔰 "Sesungguhnya Allah tidaklah menyia-nyiakan pahala orang yang melakukan perbaikan". Al A'raf: 170.

🔰 Kemudian berkata kepada anak: _"Siapa yang ingin pahala?"._Ia berkata dengan suara yang yang santai dan mengulangi kembali ayat tadi, atau menjelaskan maknanya dengan gaya bahasa yang sederhana, dengan memfokuskan ke arah pahala. Kemudian berkata : _“Ayo, kita rapikan rumah, supaya kita dapat pahala.”_

🔰 Dan memberikan penekanan pada kata *mushlihin* (orang-orang yang melakukan perbaikan)

2️⃣ Jika anak-anak duduk untuk menyelesaikan tugas sekolah, merapikan tempat tidur, merapikan mainan, membantu ibu menyiapkan makanan, dll maka ibu akan mendapatkan adanya kekurangan pada hasil pekerjaan mereka. Maka ibu menghadapinya dan berkata :

" إِنّا لاَ نُضِيعُ أَجْرَ مَنْ أَحْسَنَ عَمَلاً " [سورة الكهف : الآية : 30]

🔰 Sesungguhnya Allah Subhaanah Wa Ta'ala berfirman : _"Sesungguhnya Kami tidak akan menyia-nyiakan pahala orang yang paling baik perbuatannya."_ Surah Al Kahfi : 30.

🔰 Dan ia (ibu) menekankan pada kata *"ahsan"* (paling baik). Kemudian mengatakan : sesuatu yang *paling baik*... tulisan *terbaik*, amalan yang *terbaik*.... untuk mendapatkan pahala yang *terbaik*."

🔰 Dan sangat ditekankan untuk banyak menggunakan lafazh-lafazh Al Qur’an tersebut, supaya anak-anak merasakan adanya keterkaitan antara kenyataan dengan ayat *man ahsanu amalaa* yang paling baik amalannya.

3️⃣ Ketika anak melakukan kesalahan, misalnya keluar untuk bermain di jalan tanpa izin, atau bertengkar dengan saudaranya dan melampaui batas dengan memukulnya, atau bermain di dapur hingga merusak sebagian perkakas dapur, dll. Maka ibu tidak langsung memarahi dan mengatakan kamu salah. Bahkan ibu mengajari nya untuk meminta maaf dan membacakan ayat Al Qur’an :

إِنّ الْحَسَنَاتِ يُذْهِبْنَ السّـيّئَاتِ " [سورة هود : الآية : 114]

🔰 _"Sesungguhnya kebaikan itu akan menghilangkan kejelekan."_ Surah Hud : 114.

🔰 Supaya anak mengikutkan kesalahan yang telah dia lakukan dengan kebaikan.

🔰 Dan juga aya berikut ini :

" إِنّمَا يُرِيدُ الشّيْطَانُ أَن يُوقِعَ بَيْنَكُمُ الْعَدَاوَةَ وَالْبَغْضَآءَ " [سورة المائدة الآية : 91]

🔰 _“Sesungguhnya syaithan itu bermaksud hendak menimbulkan permusuhan dan kebencian di antara kalian.”_ Al Maidah : 91

4️⃣ Ketika mereka bermain air, atau menghambur-hamburkan makanan. Sampaikanlah ayat ini

"وَلاَ تُسْرِفُوَاْ, إنه لا يحب المسرفين " [سورة الأعراف : الآية : 31]

🔰 _“Dan janganlah berlebih-lebihan. Sesungguhnya Dia (Allah) tidak menyukai orang yang berlebih-lebihan.”_ Al A’raf : 31

🔰 Ajarkan kepada anak-anak, bahwa kita harus mensyukuri nikmat yang diberikan oleh Allah meskipun sedikit. Ingatkan tentang kondisi orang-orang yang kehidupannya serba kekurangan, bahkan tidak memiliki harta dan makanan. Jadi kita yag telah dikaruniai oleh Allah berupa kelapangan rezeki, sepatutnya kita mensyukurinya dengan cara tidak menghambur-hamburkannya.

✅ Selain menyampaikan ayat-ayat yang berkenaan dengan kehidupan keseharian, orang tua mengajarkan kepada mereka tentang Islam, meskipun sebenarnya anak-anak itu sudah terlahir di atas agama Islam.

🔹️Rasulullah _shallallaahu alaihi wa sallam_ bersabda:

كُلُّ مَوْلُوْدٍ يُوْلَدُ عَلَى

الْفِطْرَةِ، فَأَبَوَاهُ يُهَوِّدَانِهِ أَوْ يُمَجِّسَانِهِ أَوْ يُنَصِّرَانِهِ

🔹️ _“Setiap anak yang lahir dilahirkan di atas fitrah, maka kedua orang tuanyalah yang menjadikannya Yahudi, Majusi, atau Nasrani.”_

🔹️ Makna hadits di atas adalah manusia difitrahkan (memiliki sifat pembawaan sejak lahir) dengan kuat di atas Islam. Akan tetapi, tentu harus ada pembelajaran Islam dengan perbuatan/tindakan. Siapa yang Allah _Subhanahu wa ta’ala_ takdirkan termasuk golongan orang-orang yang berbahagia, niscaya Allah _Subhanahu wa ta’ala_ akan menyiapkan untuknya orang yang akan mengajarinya jalan petunjuk sehingga jadilah dia dipersiapkan untuk berbuat (kebaikan).

🔹️ Orang tua mengajari mereka sunnah yang benar, yakni sunnah yang bersumber dari rasulullah _shallalahu alahi wa sallam_. Mengajarkan mereka untuk menjauhi bid’ah dan khurafat. Megajarkan mereka untuk beramal shalih.

🔹️ Dalam memandu anak menghafal Al Quran, jangan memberikan kesan kaku, misalnya mengatakan: _“Ayo, duduk! Dengar dan hafalkan ayat ini!”_ Tetapi usahakan untuk biasa memperdengarkan anak-anak lantunan ayat-ayat Al Quran setiap saat melalui media tertentu, seperti kaset, mp3 dll. Dengan hal seperti ini, insyaAllah anak dengan mudah akan menghafal ayat-ayat Al Qur`an tersebut.

✅ Yang terakhir, salah satu cara untuk mendapatkan anak yang shalih adalah dengan banyak-banyak mendoakannya. Orang tua, khususnya ibu, seharusnya banyak mendoakan anak-anaknya semoga Allah memberikan hidayah kepada anaknya dan memberikan taufik-Nya supaya anak menjadi anak yang shalih. Salah satu contoh doanya adalah:

ربنا هب لنا من أزواجنا وذرياتنا قرة أعين واجعلنا للمتقين إماما

🔹️ _"Wahai rabb kami, anugerahkanlah kepada kami istri-istri kami dan keturunan kami sebagai penyenang hati kami dan jadikanlah kami imam bagi orang-orang yang bertakwa."_

🔹️ Orang tua mendoakan keshalihahan untuk anak-anaknya, baik laki-laki maupun yang perempuan. sebagaimana mereka juga selalu berlindung kepada Allah dari perbuatan durhaka anak-anaknya kepadanya.

🔹️ _Semoga Allah subhanahu wa ta’ala mengaruniakan kepada kita rezeki keturunan yang shalih yang insyaAllah bermanfaat bagi kita di dunia dan di akhirat. Semoga Allah subhanahu wa ta’ala memberikan kepada kalian rezeki untuk berhaji dan berumrah. Semoga Allah subhanahu wa ta’ala mempertemukan kita kembali di surga-Nya sebagaimana Dia telah mempertemukan kita disini. Aamiin yaa rabbal ‘aalaminin._

♻️ Allaahu Ta’ala a’lamu bishshawab.

✍ Ummu Abdillah Yusuf

Jumat, 28 Februari 2020

Renungan

*RENUNGAN PAGI* 🌅
*EDISI AYAH*

*Ibrahim* _'alaihissalam_ sang ayah teladan...

Bukti keteladan beliau :
Memilih *lingkungan yang tepat* bagi si buah hati...

Kok bisa?
Bukankah Ibrahim meninggalkan Ismail di tempat yang gersang? tidak ada air dan tumbuh-tumbuhan?

Jangan bermimpi di tempat itu ada minimarket, penjual pulsa, warung kopi, lapangan futsal, eh...kagak man...

Kalau begitu, dari sisi apa penilaian teladannya?

_Benar tempat itu gersang, tak ada air dan tumbuh-tumbuhan..._
(QS. Ibrahim : 37).

Tapi...
Kampung itu namanya *Mekkah*, dekat dengan rumah Allah, yakni *Ka'bah*, negeri yang dijanjikan berkah.

Ayah itu harus punya *visi jauh* ke depan...
Apa visinya?
_Dan orang-oranng yang *beriman*, dan yang *anak cucu* mereka mengikuti mereka dalam keimanan, Kami hubungkan anak cucu mereka dengan mereka, dan Kami tiada mengurangi sedikitpun dari pahala amal mereka. Tiap-tiap manusia terikat dengan apa yang dikerjakannya_
(QS. Ath-Thur:21)
_(yaitu) *surga 'Adn* yang mereka masuk ke dalamnya bersama-sama dengan orang-orang yang saleh dari *bapak-bapaknya, isteri-isterinya dan anak cucunya*, sedang malaikat-malaikat masuk ke tempat-tempat mereka dari semua pintu_
(QS. Ar-Ra'du : 23).

Bukan sekedar pilih tempat tinggal, termasuk buat ayah sekarang. Memilih *rumah*, bahkan *sekolah* akan menjadi lebih mudah kalau jelas visinya apa?
Salah visi maka akan salah mengambil keputusan dan anak menjadi korban.

*Ayah...*
Peranmu begitu besar untuk menentukan arah anak-anakmu.

Disamping memilih tempat, maka ayah juga harus memperhatikan *kedekatannya* dengan anak, terkhusus *anak laki-laki...*

Ayah yang *cuek* dan hanya bisa ngasih *uang* tanpa mau memiliki peran dalam  mengasuh anak dan kedekatan, seakan-akan sedang "beternak" *bencong* di rumah sendiri. Tidak sedikit anak laki-laki gagal menjadi lelaki hari ini karena kehilangan sosok ayah di rumah!

Lelaki sixpack tapi ngondek...
Tulang kawat, gayanya akhwat...
Kalau ada masalah suka baperan, curhat jalanan...

Kenapa bisa demikian?
Jawabnya karena tidak ada peran dari sang Ayah.

Yuk para ayah...
Menjadi sosok yang ideal dan kebanggaan anak-anak kita.

Sesibuk apapun di luar rumah, maka ingatlah bahwa kita sedang mempersiapkan pengganti sosok ayah...

_Semoga Allah menjadikan diriku dan dirimu menjadi ayah ideal dan teladan, amin..._

✍ _Ibnu Selian_

♻Silahkan share dan raihlah amal jariyah.Semoga memberikan manfaat.
_Jazakumullahu khairan_
🕋🕋🕋🕋🕋🕋🕋🕋🕋🕋

Minggu, 16 Februari 2020

Allah Menjawab Al Fatihah di Shalat Kita ~ Ini JawabanNya | Ustadz Adi H...

VIRAL!!! Lucunya Aa Gym Kebingungan menjawab Pertanyaan dari UAS Part 1

kebenaran Al-Quran

Bismillah...
Ayat hari ini, Senin 17 Pebruari 2020
23 Jumadil Akhir 1441 H
*_Al-Quran menerangkan segala sesuatu_*
ﺃﻋﻮﺫ ﺑﺎﻟﻠﻪ ﻣﻦ ﺍﻟﺸﻴﻄﺎﻥ ﺍﻟﺮﺟﻴﻢ 

وَمَا كَا نَ هٰذَا الْقُرْاٰ نُ اَنْ يُّفْتَـرٰى مِنْ دُوْنِ اللّٰهِ وَلٰـكِنْ تَصْدِيْقَ الَّذِيْ بَيْنَ يَدَيْهِ وَتَفْصِيْلَ الْكِتٰبِ لَا رَيْبَ فِيْهِ مِنْ رَّبِّ الْعٰلَمِيْنَ ۗ 
"Dan tidak mungkin Al-Qur'an ini dibuat-buat oleh selain Allah; tetapi *(Al-Qur'an) membenarkan (kitab-kitab) yang sebelumnya dan menjelaskan hukum-hukum yang telah ditetapkannya. Tidak ada keraguan di dalamnya*, (diturunkan) dari Tuhan seluruh alam."

اَمْ يَقُوْلُوْنَ افْتَـرٰٮهُ ۗ قُلْ فَأْتُوْا بِسُوْرَةٍ مِّثْلِهٖ وَا دْعُوْا مَنِ اسْتَطَعْتُمْ مِّنْ دُوْنِ اللّٰهِ اِنْ كُنْتُمْ صٰدِقِيْنَ
"Apakah pantas mereka mengatakan dia (Muhammad) yang telah membuat-buatnya? Katakanlah, Buatlah sebuah surat yang semisal dengan surat (Al-Qur'an), dan ajaklah siapa saja di antara kamu orang yang mampu (membuatnya) selain Allah, jika kamu orang-orang yang benar."
(QS. Yunus 10: Ayat 37-38)

Kamis, 13 Februari 2020

dosa riba sulit dihilangkan bahkan sulit ditinggalkan

KENAPA PRAKTEK RIBA SULIT DIMUSNAHKAN DARI NEGRI INI ???

Oleh Siswo Kusyudhanto

Kalau kita baca laporan Bank Indonesia selaku otoritas keuangan di Indonesia mengenai pertumbuhan kredit di negri ini bikin kita yang tau bahaya riba jadi ikut miris dan ngeri terhadap akibatnya.

Yang paling terasa secara langsung terhadap masyarakat adalah inflasi akibat perbuatan riba, nilai uang terjadi penurunan, dan ini sumber kesengsaraan secara menyeluruh, ikut atau tidak ikut berbuat riba pasti ikut merasakan akibatnya selama kita menggunakan uang rupiah yang sama.

Misal saja menurut Bank Indonesia (BI) mencatat penyaluran kredit pada Februari 2019 sebesar Rp5.254,7 triliun atau tumbuh 12,0% (yoy) sedikit lebih tinggi dibandingkan bulan sebelumnya sebesar 11,9% (yoy). (sumber okezone.co).

Lihat jumlah kredit di Indonesia sunguh bikin prihatin, mengingat mayoritas penduduk negri ini adalah seorang Muslim, dan secara syariat seorang Muslim dilarang berbuat riba, justru malah..., subhanaAllah

Jadi ingat perkataan Ustadz Erwandi Tarmidzi, kenapa riba sangat sulit diperangi di Indonesia, penyebab utamanya konsumsi riba itu sangat besar, tersebar ke banyak kegiatan riba seperti kartu kredit, kredit perabot rumah tangga, kredit motor, kredit mobil sampai kredit rumah sangat banyak jumlahnya. Andai saja umat Muslim di Indonesia tau tentang bahaya riba dikarenakan ilmu muamalah Syariah sampai kepada mereka kemudian mereka menjauhi perbuatan riba maka dengan sendirinya lembaga2 leasing akan tutup, bank-bank penyalur kredit ribawi akan gulung tikar, dan lembaga ribawi lainnya akan tutup.

Disini pentingnya secara terus menerus mendakwahkan bahaya riba dan mendorong umat kepada cara muamalah(transaksi) Syariah, agar negri ini jauh dari azab Allah Ta’ala,waalahua'lam."

Allah ta’ala berfirman:

الَّذِينَ يَأْكُلُونَ الرِّبَا لا يَقُومُونَ إِلا كَمَا يَقُومُ الَّذِي يَتَخَبَّطُهُ الشَّيْطَانُ مِنَ الْمَسِّ ذَلِكَ بِأَنَّهُمْ قَالُوا إِنَّمَا الْبَيْعُ مِثْلُ الرِّبَا وَأَحَلَّ اللَّهُ الْبَيْعَ وَحَرَّمَ الرِّبَا فَمَنْ جَاءَهُ مَوْعِظَةٌ مِنْ رَبِّهِ فَانْتَهَى فَلَهُ مَا سَلَفَ وَأَمْرُهُ إِلَى اللَّهِ وَمَنْ عَادَ فَأُولَئِكَ أَصْحَابُ النَّارِ هُمْ فِيهَا خَالِدُونَ

“Orang-orang yang makan (mengambil) riba tidak dapat berdiri melainkan seperti berdirinya orang yang kemasukan syaitan lantaran (tekanan) penyakit gila. Keadaan mereka yang demikian itu, adalah disebabkan mereka berkata (berpendapat), Sesungguhnya jual beli itu sama dengan riba, padahal Allah telah menghalalkan jual beli dan mengharamkan riba. orang-orang yang telah sampai kepadanya larangan dari Tuhannya, lalu terus berhenti (dari mengambil riba), Maka baginya apa yang telah diambilnya dahulu (sebelum datang larangan); dan urusannya (terserah) kepada Allah. orang yang kembali (mengambil riba), Maka orang itu adalah penghuni-penghuni neraka; mereka kekal di dalamnya.” (QS. Al-Baqarah: 275)

-----------

dunia pendidikan kita

Kebaikan di Dunia adalah dengan Mempelajari Ilmu Agama dan Mengamalkannya

#GuruMuslimahInspiratif -- Manusia secara umum tentu sangat menginginkan kebaikan dalam hidupnya. Tidaklah mungkin seseorang menginginkan keburukan menimpa kehidupannya. Setiap orang tentu mengharapkan kebaikan untuk hidupnya di dunia, lebih-lebih di akhirat kelak. Kita pun senantiasa berdoa siang dan malam demi kebaikan hidup ini,

رَبَّنَا آتِنَا فِي الدُّنْيَا حَسَنَةً وَفِي الْآخِرَةِ حَسَنَةً وَقِنَا عَذَابَ النَّارِ

”Wahai Rabb kami, berikanlah kepada kami kebaikan di dunia dan kebaikan di akhirat, serta selamatkanlah kami dari siksa neraka.”

Namun, tidakkah kita tahu, bahwa kebaikan dunia itu ada di dalam ilmu syar’i? Ketika menafsirkan firman Allah Ta’ala,

رَبَّنَا آتِنَا فِي الدُّنْيَا حَسَنَةً

”Ya Rabb kami, berilah kami kebaikan di dunia.” (QS. Al-Baqarah [2]: 201)

Al-Hasan rahimahullah berkata, ”yaitu ilmu dan ibadah”.

Dan ketika menafsirkan firman Allah Ta’ala,

وَفِي الْآخِرَةِ حَسَنَةً

”Dan kebaikan di akhirat.” (QS. Al-Baqarah [2]: 201)

Beliau rahimahullah berkata, ”yaitu surga”.

Inilah tafsir yang paling baik, karena kebaikan yang paling tinggi adalah ilmu (syar’i) yang bermanfaat dan amal yang shalih. (Al-‘Ilmu, Fadhluhu wa Syarafuhu, hal. 141)

Dan perlu diketahui, jika kita menuntut ilmu agama, maka itu adalah tanda bahwa Allah Ta’ala menghendaki kebaikan untuk diri kita. Baik kebaikan di dunia ini maupun kebaikan di akhirat kelak. Karena Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam bersabda,

مَنْ يُرِدْ اللَّه بِهِ خَيْرًا يُفَقِّههُ فِي الدِّين

“Barangsiapa yang dikehendaki kebaikan oleh Allah maka Allah akan memahamkan dia dalam urusan agamanya.” (HR. Bukhari no. 71 dan Muslim no. 2436)

Itulah puncak kebaikan yang seharusnya menjadi dambaan setiap orang. Oleh karena itu, berjalanlah menuntut ilmu agama, sehingga kita dapat mendapatkan kebaikan itu.

Sumber : Channel Ilmu yang Bermanfaat

==============================
Raih Amal Sholih dengan Ikut Serta Menyebarkan Status ini.
==============================
Facebook : https://www.facebook.com/GuruMuslimahInspiratif/
Telegram : t.me/GuruMuslimahInspiratif

Tug as dakwah

🌹🌹Pengemban Dakwah itu.......🌹🌹

By Irma Ismail

Pengemban dakwah itu manusia biasa. Juga punya hati, perasaan, rasa kesal, kecewa, senang, sedih, bahagia, takut, marah, lelah dan letih.

Pengemban dakwah itu memberi dengan hatinya dengan segenap jiwanya, akan perubahan ummat menuju ke arah yang lebih baik.

Bukan karena mereka lebih baik.....tidak. Tapi bersama-sama dan saling mengingatkan untuk menjdi lebih baik.

Pengemban dakwah itu juga terkadang lelah dan letih ketika berjalan kaki menyusuri jalan yang berkelok, bukan karena mereka sedang berdakwah lantas tidak capai ketika harus berjalan kaki yang terkadang cukup jauh. Atau letih menghadapi ummat yang masih saja membandel.

Hanya saja karena keyakinan bahwa Allah akan membalas setiap langkah anak manusia dalam kebaikan, maka lelah dan letih itu di nikmati sebagai bagian dari perjalanan, sabar dalam ketaatan kepada Allah.

Pengemban dakwah itu...juga punya masa lalu sebelum mereka mengenal Islam. Ada yang biasa saja, ada yang buruk bahkan luar biasa.

 Tapi masa lalu tidak akan menghalanginya untuk berdakwah, masa lalu adalah bagian dari sejarah hidupnya, cukup jadi pembelajaran bagi dirinya.

Pengemban dakwah itu juga punya masalah sendiri, masalah pribadi. Tapi tidak akan menjadikan masalahnya memayungi hidupnya.

 Tsaqofah Islamiyah tlah menjadikan pengemban dakwah untuk mencari solusi atas stiap permasalahannya dengan syariat Islam.

Senantiasa menjadikan dakwah sebagai poros hidupnya.

Pengemban dakwah itu jika yang dihina adalah dirinya, rupanya, fisiknya, hartanya, maka mereka tidak akan marah.

 Tapi jangan coba menghina Robbnya, Allah Swt, RasulNya, Al-qur'an,  Islam dan para Ulama pewaris Nabi....maka akan didapati bahwa mereka akan bertaruh jiwa dan raga. Nyawapun akan dipertaruhkan.

Pengemban dakwah itu...haruslah ideologis dengan mengusung Islam mabda...menjadikan penegakan syariah melalui sistem khilafah yang slalu di suarakan.

Pengemban dakwah itu...aku, kau, dia dan mereka...smoga Allah senantiasa menjaga keikhlasan kita, tetap istiqomah, terus berlari, berjalan bahkan merangkak untuk menggapai keridhoan Allah...

Pengemban dakwah itu akan terus melangkah bersama hembusan nafasnya...

Smoga Khilafah yang kita nantikan akan segera terwujud...aamiin

Copas

#KamiBersamaUlama
#KhilafahAjaranIslam
#SaatNyaKhilafahMemimpinDunia

Selasa, 11 Februari 2020

Adzan ketika Memakamkan Jenazah

Pertanyaan:
Assalamu’alaikum Ustadz,

Di lingkungan masyarakat saya ada ritual mengadzani orang yang baru meninggal, apakah hal ini memang ada tuntunan dari Rasulullah Muhammad?

Syukron Ustadz, wassalamu’alaikum

Dari: Joekoe

Jawaban:
Wa’alaikumussalam
Bismillah was shalatu was salamu ‘ala Rasulillah

Terdapat sebuah hadis yang menyatakan,

لَا يَزَالُ الْمَيِّتُ يَسْمَعُ الْأَذَانَ مَا لَمْ يُطَيَّنْ قَبْرُهُ

“Mayit masih mendengar adzan selama kuburnya belum diplester dengan tanah.” (HR. Ad-Dailami dalam Musnad Al-Firdaus no. 7587)

Namun hadis ini disepakati para ulama sebagai hadis yang lemah, bahkan palsu. Berikut keterangan para pakar hadis ketika menilai hadis di atas.

Al-Hafizh Ibnu Hajar Al-Asqalani rahimahullah berkata,

وَإِسْنَادُهُ بَاطِلٌ ، فَإِنَّهُ مِنْ رِوَايَةِ مُحَمَّدِ بْنِ الْقَاسِمِ الطَّايَكَانِيِّ وَقَدْ رَمَوْهُ بِالْوَضْعِ .

“Sanadnya batil, karena hadis ini termasuk riwayat Muhammad bin Al-Qasim Ath-Thayakani, di mana dia telah dicap sebagai pemalsu hadis.” (At-Talkhish Al-Habir, 2:389)

Imam Ibnul Jauzi rahimahullah menuturkan,

هذا حديث موضوع على رسول الله صلى الله عليه وسلم

“Ini adalah hadis palsu atas nama Nabi shallallahu ‘alaihi wa sallam.” (Al-Maudhu’at, 3:238)

As-Suyuthi menilai, setelah menyebutkan hadis ini:

موضوع الحسن لم يسمع من ابن مسعود

“Palsu, hasan tidak mendengar dari Ibnu Mas’ud.” (Al-La`ali Al-Mashnu’ah, 2:365)

Imam Ad-Dzahabi mengatakan,

فيه محمد بن القاسم الطايكاني كذاب

“Dalam sanadnya terdapat perawi Muhammad bin Qasim At-Thayakani, pendusta. (Talkhis Al-Maudhu’at Ad-Dzahabi, 938)

Kesimpulannya, tidak ada dalil yang menganjurkan adzan ketika memakamkan jenazah.

Komentar ulama tentang adzan ketika memakamkan jenazah

Para ulama dari berbagai madzhab sepakat bahwa sama sekali tidak terdapat anjuran untuk melakukan adzan ketika memakamkan jenazah. Berikut beberapa keterangan mereka

Pertama, Madzhab Hanafi
Ibnu Abidin mengatakan,

أنه لا يسن الاذان عند إدخال الميت في قبره كما هو المعتاد الآن، وقد صرح ابن حجر في فتاويه بأنه بدعة.

“Tidak dianjurkan untuk adzan ketika memasukkan mayit ke dalam kuburnya sebagaimana yang biasa dilakukan sekarang. Bahkan Ibnu Hajar menegaskan dalam kumpulan fatwanya bahwa itu bid’ah.” (Hasyiyah Ibnu Abidin, 2:255)

Barangkali yang dimaksud Ibnu Hajar dalam keterangan Ibnu Abidin di atas adalah Ibnu Hajar Al-Haitami. Disebutkan dalam Al-Fatawa Al-Fiqhiyah Al-Kubra,

مَا حُكْمُ الْأَذَانِ وَالْإِقَامَةِ عِنْدَ سَدِّ فَتْحِ اللَّحْدِ ؟ ( فَأَجَابَ ) بِقَوْلِهِ هُوَ بِدْعَةٌ وَمَنْ زَعَمَ أَنَّهُ سُنَّةٌ عِنْدَ نُزُولِ الْقَبْرِ قِيَاسًا عَلَى نَدْبِهِمَا فِي الْمَوْلُودِ إلْحَاقًا لِخَاتِمَةِ الْأَمْرِ بِابْتِدَائِهِ فَلَمْ يُصِبْ وَأَيُّ جَامِعٍ بَيْنَ الْأَمْرَيْنِ وَمُجَرَّدُ أَنَّ ذَاكَ فِي الِابْتِدَاءِ وَهَذَا فِي الِانْتِهَاءِ لَا يَقْتَضِي لُحُوقَهُ بِهِ .

Tanya: Apa hukum adzan dan iqamah ketika menutup liang lahad?

Jawaban Ibnu Hajar Al-Haitami:
Itu bid’ah. Siapa yang meyakini itu disunahkan ketika menurunkan jenazah ke kubur, karena disamakan dengan anjuran adzan dan iqamah untuk bayi yang baru dilahirkan, menyamakan ujung akhir manusia sebagaimana ketika awal ia dilahirkan, adalah keyakinan yang salah. Apa yang bisa menyamakan dua hal ini. Semata-mata alasan, yang satu di awal dan yang satu di ujung, ini tidaklah menunjukkan adanya kesamaan. (Al-Fatawa Al-Fiqhiyah Al-Kubra, 3:166).

Kedua, Madzhab Maliki
Disebutkan dalam kitab Mawahibul Jalil fi Syarhi Mukhtashar Asy-Syaikh Khalil, penulis mengutip keterangan di Fatawa Al-Ashbahi:

هَلْ وَرَدَ فِي الْأَذَانِ وَالْإِقَامَةِ عِنْدَ إدْخَالِ الْمَيِّتِ الْقَبْرَ خَبَرٌ ؟ فَالْجَوَابُ : لَا أَعْلَمُ فِيهِ وُرُودَ خَبَرٍ وَلَا أَثَرٍ إلَّا مَا يُحْكَى عَنْ بَعْضِ الْمُتَأَخِّرِينَ ، وَلَعَلَّهُ مَقِيسٌ عَلَى اسْتِحْبَابِ الْأَذَانِ وَالْإِقَامَةِ فِي أُذُنِ الْمَوْلُودِ فَإِنَّ الْوِلَادَةَ أَوَّلُ الْخُرُوجِ إلَى الدُّنْيَا وَهَذَا أَوَّلُ الْخُرُوجِ مِنْهَا وَهَذَا فِيهِ ضَعْفٌ فَإِنَّ مِثْلَ هَذَا لَا يَثْبُتُ إلَّا تَوْقِيفًا .

Apakah terdapat khabar (hadis) dalam masalah adzan dan iqamat saat memasukkan mayit ke kubur? Jawab: Saya tidak mengetahui adanya hadis maupun atsar dalam hal ini kecuali apa yang diceritakan dari sebagian ulama belakangan. Barangkali dianalogikan dengan anjuran adzan dan iqamat di telinga bayi yang baru lahir. Karena kelahiran adalah awal keluar ke dunia, sementara ini (kematian) adalah awal keluar dari dunia, namun ada yang lemah dalam hal ini. Karena kasus semacam ini (adzan ketika memakamkan jenazah), tidak bisa dijadikan pegangan kecuali karena dalil shaih.” (Mawahibul Jalil fi Syarhi Mukhtashar Asy-Syaikh Khalil, 3:319)

Ketiga, Madzhab Syafi’i
Imam Abu Bakr Ad-Dimyathi menegaskan,

واعلم أنه لا يسن الأذان عند دخول القبر، خلافا لمن قال بنسبته قياسا لخروجه من الدنيا على دخوله فيها .

“Ketahuilah, sesungguhnya tidak disunahkan adzan ketika (mayit) dimasukkan ke kubur. Tidak sebagaimana anggapan orang yang mengatakan demikian karena menyamakan keluarnya seseorang dari dunia (mati) dengan masuknya seseorang ke dunia (dilahirkan).” (I’anatuth Thalibin, 1:268)

Hal senada juga dinyatakan Al-Bajirami:

وَلَا يُنْدَبُ الْأَذَانُ عِنْدَ سَدِّهِ خِلَافًا لِبَعْضِهِمْ

“Tidak dianjurkan mengumandangkan adzan ketika menutup lahad, tidak sebagaimana pendapat sebagian mereka.” (Hasyiyah Al-Bajirami ‘ala Al-Manhaj, 5:38)

Keempat, Madzhab Hambali
Ibnu Qudamah berkata,

أجمعت الأمة على أن الأذان والإقامة مشروع للصلوات الخمس ولا يشرعان لغير الصلوات الخمس لأن المقصود منه الإعلام بوقت المفروضة على الأعيان وهذا لا يوجد في غيرها .

“Umat sepakat bahwa adzan dan iqamat disyariatkan untuk shalat lima waktu dan keduanya tidak disyariatkan untuk selain shalat lima waktu, karena maksudnya adalah untuk pemberitahuan (masuknya) waktu shalat fardhu kepada orang-orang. Dan ini tidak terdapat pada selainnya.” (Asy-Syarh Al-Kabir, I:388)

Semua keterangan di atas mengerucut pada satu kesimpulan bahwa mengumandangkan adzan ketika memakamkan jenazah adalah perbuatan yang bertentang dengan sunnah, atau dengan ungkapan yang lebih tegas, itu bid’ah yang terlarang.
Allahu a’lam

Dijawab oleh Ustadz Ammi Nur Baits (Dewan Pembina Konsultasi Syariah)
Artikel www.KonsultasiSyariah.com

Nasihat Orang Terkaya Tiongkok :

 Jangan Pernah Berjualan ke Teman Dekat Atau Keluarga

Jack Ma CEO AliBaba.com sekaligus orang terkaya No.1 di China pernah berkata, “ketika berjualan ke teman dekat dan keluarga, berapapun yang Anda jual ke mereka, mereka akan selalu berpikir, Anda sedang mencari untung dari uang mereka. dan semurah apapun Anda jual ke mereka, mereka tetap tidak menghargainya.”

Selalu ada saja orang-orang yang tidak peduli dengan biaya, waktu, dan tenaga Anda. Mereka lebih baik memilih ditipu oleh orang lain daripada membiarkan Anda mendapatkan hasil dari mereka, lalu mendukung seseorang yang mereka kenal. Karena di dalam hati mereka, mereka selalu berpikir berapa untung yang dia dapat dari saya? Bukannya berpikir berapa yang telah dia bantu hematkan atau bantu hasilkan untuk saya?

Ini adalah contoh klasik mental orang miskin!!
Sering saya jual ke teman deket, tapi tidak menghargai , ya gitu deh jawabannya kata Jack Ma –> Mental Miskin .

Bagaimana caranya orang kaya menjadi kaya? Alasan utama adalah karena mereka bersedia mendukung bussines associate mereka, menjaga kepentingan satu sama lain, maka secara alami mereka mendapatkan lebih banyak lagi.

Teman-teman Anda akan secara bergantian mendukung Anda. Maka lingkaran kekayaan ini akan terus bertumbuh dan semakin bertumbuh.

Sederhananya, kamu akan mulai menjadi kaya ketika kamu memahaminya.

Jack Ma berkata, “ketika melakukan penjualan, orang pertama yang akan mempercayai Anda adalah orang asing. Teman Anda akan menutup diri dari Anda. Teman biasa akan menjauh dari Anda. Keluarga akan memandang rendah Anda.”

Ketika suatu saat Anda telah sukses, Anda akan membayar semua tagihan ketika makan malam bersama, entertainment, dan disitu Anda akan menyadari semua orang akan hadir, kecuali orang asing.

Apakah Anda sudah paham?

Kita perlu memperlakukan orang asing lebih baik lagi! Dan demikian juga kepada teman yang tahu apa yang Anda lakukan, tetapi tetap mendukung Anda.

Mari memperlakukan orang asing yang membeli dari kita lebih baik lagi mulai hari ini.

ada benarnya juga 😊

HUKUM MENDATANGI DUKUN

 HUKUM MENDATANGI DUKUN
__

▪ Berkata Asy Syeikh Ibnu 'Utsaimin rahimahullah:

الكاهـن هـو الـذي يخـبر عـن المغـيبات فـي المـستقبل وإذا أتـاه الإنسـان فـله ثـلاث حـالات :

»» Dukun adalah seorang yang memberitakan perkara-perkara ghaib pada perkara yang akan datang, jika seseorang mendatanginya maka ada tiga kondisi:

⓵ الحالة الأولـى : أن يأتيـه يـسأله ولا يصـدقه فهـذا ثبـت فـي صـحيح مسـلم أنـه لا تـقبل لـه صـلاة أربعـين يـوماً .

1⃣ Kondisi pertama; Seseorang mendatanginya dan bertanya kepadanya namun tidak membenarkannya, maka hal ini telah tsabit dalam Shahih Muslim bahwa shalatnya tidak diterima selama empat puluh hari,

⓶ الحالـة الثانيـة : أن يأتيـه يسـأله ويصـدقه فهـذا كافـر لقـوله  : « مـن أتـى كاهـناً فصـدقه بمـا يقـول فـقد كـفر بمـا أنـزل عـلى محـمد » ووجـه كفـره أن تصـديقه إيـاه يتضـمن تكـذيب قـول الله جـلا وعـلا : { قـل لا يعـلم مـن فـي السـموات والأرض الغـيب إلا الله }.

2⃣ Kondisi kedua;  Ia mendatanginya, bertanya dan membenarkannya, maka ini kafir, sebagaimana sabda Nabi shalallahu alaihi wasallam:
"Barangsiapa yang mendatangi dukun dan membenarkan apa yang ia ucapkan maka ia telah kafir terhadap apa yang diturunkan kepada Muhammad shalallahu alaihi wasallam. "
Dan sisi kekafirannya adalah bahwa pembenaran terhadap dukun tersebut terkandung pendustaan terhadap firman Allah Jalla wa 'Ala: " Katakanlah bahwa tidak ada yang mengetahui perkara ghaib dilangit maupun dibumi kecuali Allah."

⓷ الحالـة الثالـثة : أن يسـأل الكاهـن ليكـذبه ، وإنـما يسألـه اخـتباراً فهـذا لا بـأس بـه ، وقـد سـأل النـبي  ابـن صـياد عمـا أضـمر لـه فـقال : الـدخ يعـني الـدخان فـقال لـه النـبي : « اخـسأ فلـن تعـدو قـدرك »

فـإذا سألـه ليفضـحه ويكـشف كـذبه وحـاله للنـاس ، فـإن ذلـك لا بـأس بـه ، بـل قـد يكـون محـموداً مطلـوباً لمـا فـي ذلـك مـن إبطـال الباطـل.

3⃣ Kondisi ketiga; ia bertanya kepada dukun untuk mendustakannya, ia bertanya kepadanya hanyalah untuk menguji, maka ini tidak mengapa, sebagaimana Nabi shalallahu alaihi wasallam pernah bertanya kepada Ibnu Shoyyad (seorang dukun) tentang apa yang ia lihat (dari perkara ghaib), maka ia menjawab; asap,
Maka Nabi shalallahu alaihi wasallam bersabda:
"Wah, Engkau tidak akan melampaui batasanmu (sebagai dukun)."

Maka jika seseorang bertanya kepada dukun untuk membongkar kedoknya dan menyingkap kedustaannya, dan menampakkannya dihadapan manusia, maka itu tidaklah mengapa, bahkan kadang hal tersebut terpuji, dan dituntut karena didalamnya terdapat bentuk membungkam kebatilan.
_
📚 Syarhu Riyadhis Shalihin (4/84).
==================


✍🏻 Ustadz Fauzan

Manusia terbaik

Bismillah.
Hari ini:
Rabu 12 Ferbruari 2020
18 Jumadil Akhir 1441 H

----

*SIAPAKAH SEBAIK-BAIK MANUSIA ?*

Terdapat 11 golongan "sebaik-baik manusia" menurut hadits sahih.

1. RASULULLAH SAW bersabda:

( *خيركم من تعلم القرآن وعلمه* )
صحيح البخاري   

_*"Sebaik-baik kalian adalah orang yang mempelajari Al Qur'an dan mengajarkannya."*_
_(HR. Bukhari 5027 )_

2. RASULULLAH SAW bersabda:

( *خياركم أحاسنكم أخلاقا* )
صحيح البخاري   

_*"Sebaik-baik kalian adalah orang yang paling baik akhlaknya "*_
_(HR. Bukhari 6035)_

3. RASULULLAH SAW bersabda:

( *خيركم أحسنكم قضاء* )
أي عند رد القرض .
صحيح البخاري رقم   

_*"Sebaik-baik kalian adalah orang yang paling baik dalam membayar* (mengembalikan hutang)_
_(HR. Bukhari 2305)_

4. RASULULLAH SAW bersabda:

( *خيركم من يُرجى خيره ويُؤمٓن شره* )
صحيح الترمذي     

_*"Sebaik-baik kalian adalah orang yang paling boleh diharapkan kebaikannya dan aman dari keburukannya "*_
_(HR. Tirmidzi 2263)_

5. RASULULLAH SAW bersabda:

( *خيركم خيركم لأهله* )
صحيح ابن حبان     

_*"Sebaik-baik kalian adalah orang yang paling baik terhadap istrinya"*_
_(HR. Ibnu Hibban : 4177)_

6. RASULULLAH SAW bersabda:

( *خيركم من أطعم الطعام وردَّ السلام* )
صحيح الجامع     

_*"Sebaik-baik kalian adalah orang yang memberi makan* (kepada orang lain) *dan menjawab salam"*_
_(Shahih Al Jami' 3318)_

7. RASULULLAH SAW bersabda:

( *خياركم ألينُكم مناكب في الصلاة* )
الترغيب والترهيب     
أي: يفسح لمن يدخل الصف في الصلاة .

_*"Sebaik-baik kalian adalah orang yang paling baik dalam meluaskan tempat* ( bagi orang masuk dalam saf) *dalam solat."*_
_(Targhib wa Tarhib 1/234)_

8. RASULULLAH SAW bersabda:

( *خير الناس من طال عمره وحسن عمله* )
صحيح الجامع     

_*"Sebaik-baik manusia adalah orang yang panjang umurnya dan baik amal perbuatannya."*_
_(Shahih al Jami' 3297)_

9. RASULULLAH SAW bersabda:

( *خير الناس أنفعهم للناس* )
صحيح الجامع   

_*"Sebaik-baik manusia adalah orang yang paling bermanfaat bagi orang lain."*_
_(Shahih al Jami' 3289)_

10. RASULULLAH SAW bersabda:

( *خير الأصحاب عند الله خيركم لصاحبه، وخير الجيران عند الله خيركم لجاره* )
صحيح الأدب المفرد. 
 
_*"Sebaik-baik sahabat di sisi Allah adalah orang yang paling baik terhadap sahabatnya. Sebaik-baik tetangga di sisi Allah adalah orang yang paling baik terhadap tetangganya"*_
_(Shahih Adabul Mufrod : 84)_

11. RASULULLAH SAW bersabda:

( *خير النَّاس ذو القلب المَخْمُوم واللِّسان الصَّادق* ) قالوا : صدوق اللسان نعرفه ، فما مخموم القلب ؟ قال :
( *هو النقي ، التقي ، لا إثم عليه ، ولا بغي ، ولا غل ، ولا حسد* ) .
صحيح الجامع
 
_*"Sebaik-baik manusia adalah orang yang memiliki hati yang makhmum dan lisan yang jujur."*_
Para sahabat bertanya : _Lisan yang jujur kami faham, maka apa yang dimaksud dengan hati yang makhmum?_

Baginda bersabda : _*"orang yang memiliki hati bersih dan bertakwa, tidak ada dosa, tidak berbuat zalim, serta tidak ada kebencian dan hasad"*_
_(Shahih al Jami' 3201)_

*جعلني الله واياكم من خير الناس*
_Semoga Allah Ta'ala menjadikan kita semua sebagai orang yang terbaik, amin...._ 🕌

اللهم صل على محمد وآل محمد

Jumat, 31 Januari 2020

Hukum Ghibah

Menurut Imam Al-Ghazali sebagaimana yang dinukil oleh Imam Nawawi dalam kitabnya AlAdzkar hal. 281:
الغيبة هي ذكرك أخاك بما يكره
Ghibah adalah kamu menyebut saudaramu mengenai apa-apa yang dia benci. (Sa’di Abu Jaib, Al-Qamus Al-Fiqhi, hal. 279).
Menurut Syaikh Sa’di Abu Jaib:
الغيبة : أن تذكر أخاك من ورائه من عيوب يسترها ، ويسوءه ذكرها : فإن كان صدقا سمي غيبة . وإن كان كذبا سمي بهتانا
Ghibah adalah kamu menyebut saudaramu di belakangnya mengenai aib-aib yang ditutupinya dan ia menganggap buruk jika disebutkan; jika itu benar namanya ghibah, jika itu dusta namanya bohong. (Sa’di Abu Jaib, al-Qamus Al-Fiqhi, hal. 279; Al-Mu’jamul Wasith, hal. 667).
Menurut Syaikh Rawwas Qal’ahjie:
الغيبة : إخبار عن مساوئ شخص
Ghibah adalah pemberitahuan tentang keburukan-keburukan seseorang. (Rawwas Qal’ahjie, Mu’jam Lughah Al-Fuqaha`, hal. 33).
Hukum Ghibah
Hukum ghibah adalah haram, sesuai firman Allah subhanahu wa ta’ala:
ولا يغتب بعضكم بعضا أيحب أحدكم أن يأكل لحم أخيه ميتا فكرهتموه (الحجرات :12)
Janganlah sebagian kamu menggunjing sebagian lainnya, sukakah salah seorang kamu memakan daging saudaranya yang sudah mati maka pasti kamu membencinya.” (QS Al-Hujurat: 12)
Hukum ghibah adalah haram, sesuai sabda Nabi ﷺ:
لا تحاسدوا ولا تباغضوا ولا تدابروا ولا يغتب بعضكم بعضا وكونوا عباد الله اخوانا
Janganlah kamu saling mendengki, saling membenci, dan saling memusuhi. Janganlah sebagian kamu menggunjing sebagian yang lain. Jadilah kalian hamba-hamba Allah yang bersaudara.” (Hadis Shahih) (lihat Ibnu Abi Dunya, Ash-Shumtu wa Adabul Lisan, hal. 300)
Hukum ghibah adalah haram, sesuai sabda Nabi ﷺ:
كل مسلم حرام دمه وماله وعرضه
Setiap Muslim haram darahnya, hartanya, dan kehormatannya.” (Hadis Shahih) (lihat Ibnu Abi Dunya, Ash-Shumtu wa Adabul Lisan, hal. 299)
Ghibah yang Dihalalkan
Hukum asal ghibah adalah haram, namun dihalalkan pada kasus tertentu sebagai pengecualian berdasarkan dalil-dalil syar’i.
Ibnu Abi Dunya dalam kitabnya Ash-Shumtu wa Adabul Lisan setelah menerangkan bab haramnya ghibah, membuat bab yang berjudul “Ghibah yang halal dibicarakan bagi orang yang mengghibah“:
باب الغيبة التي يَحِلُّ لصاحبها الكلام بها
(Ibnu Abi Dunya, Ash-Shumtu wa Adabul Lisan, hal. 335).
Imam Nawawi dalam kitabnya Al-Adzkar setelah menerangkan bab haramnya ghibah, juga membuat bab serupa dengan judul “Penjelasan mengenai apa saja ghibah yang dibolehkan“:
باب بيان ما يباح من الغيبة
(Imam Nawawi, Al-Adzkar, hal. 292).
Ibrahim an-Nakha`i radhiyallahu anhu (seorang tabiin) berkata:
ثلاث لا يعدونه من الغيبة : الامام الجائر والمبتدع والفاسق المجاهر بفسقه
Tiga perkara yang mereka tidak menganggapnya ghibah: imam yang zalim, orang yang berbuat bid’ah, dan orang fasik yang terang-terangan dengan perbuatan fasiknya.”
(Ibnu Abi Dunya, Ash-Shumtu wa Adabul Lisan, hal. 337)
Umar bin Khaththab radhiyallahu anhuِ berkata:
ليس لفاجر حرمة
Orang yang fajir (tidak taat) tidak memiliki kehormatan (boleh di-ghibah).” (Ibnu Abi Dunya, Ash-Shumtu wa Adabul Lisan, hal. 342)
Al-Hasan radhiyallahu anhu (seorang tabiin) berkata:
ثلاث ليس لهم غيبة : صاحب هوى والفاسق المعلن بالفسق والامام الجائر
Tiga orang yang boleh ghibah padanya: orang yang mengikuti hawa nafsu, orang fasik yang terang-terangan dengan kefasikannya, dan imam yang zalim. (ibid, h. 343)
Imam Nawawi dalam Al-Adzkar dan Riyadhush Shalihin juga menyebutkan 6 (enam) macam ghibah yang dibolehkan yaitu:
(1) Ghibah untuk mengadukan kezaliman (at-tazhallum), maka boleh orang yang dizalimi mengadukan kezaliman yang dialaminya kepada penguasa atau hakim atau selain keduanya yang mempunyai kekuasaan atau kemampuan untuk menyelamatkannya dari orang yang menzaliminya.
Misal: Korban kezaliman berkata, ”Fulan telah menzalimi saya, berbuat begini kepada saya, dst…” (Imam Nawawi, Al-Adzkar, hal. 292).
(2) Ghibah untuk minta tolong (alisti’anah) menghilangkan kemungkaran dan mengembalikan orang yang bermaksiat ke jalan yang benar.
Misal: Seseorang berkata kepada orang yang diharapkan mempunyai kemampuan untuk menghilangkan kemungkaran, ”Si Fulan telah berbuat begini dan begini, maka tolong peringatkan dia agar tidak melakukan perbuatan itu.” (Imam Nawawi, AlAdzkar, hal. 292).
(3) Ghibah untuk minta fatwa (istifta`) misal seseorang berkata kepada mufti, ”Ayahku atau saudaraku telah menzalimiku, apakah mereka berhak berbuat demikian menurut syara’?” Atau, ”Suamiku berbuat demikian, apakah dibolehkan?
Yang lebih berhati-hati adalah tidak melakukan ta’yin (menyebut nama tertentu), misal:“Seorang suami berbuat demikian kepada isterinya, bolehkah?” Namun ta’yin boleh hukumnya secara syar’i. (Imam Nawawi, Al-Adzkar, hal. 292).
(4) Ghibah untuk memperingatkan (tahdzir) atau menasehati kaum Muslimin agar tidak terjatuh dalam keburukan.
Misal: Celaan yang dilakukan oleh ulama Jarh wa Ta’dil dalam ilmu hadits. Ini boleh menurut Ijma’, bahkan wajib karena ada hajat yang dibenarkan syara’.
Misal: Ada orang minta nasehat (istisyarah) kepada kita tentang rencana pernikahannya dengan seseorang, boleh kita mengatakan,”Tidak baik kamu menikah dengannya,” atau menjelaskan secara jelas keburukan calon suami/isterinya. (Imam Nawawi, Al-Adzkar, hal. 293)
Misal: Jika ada seseorang akan membeli barang dagangan yang ada cacatnya dan kita tahu, maka kita wajib menjelaskan cacatnya jika dia tidak mengetahuinya. (Imam Nawawi, Al-Adzkar, hal. 293)
Misal: Jika ada seorang mutafaqqih (sedang belajar fiqih) yang sering belajar kepada orang ‘alim yang berbuat bid’ah atau berbuat fasik, dan kita khawatir mutafaqqih itu dapat terpengaruh, maka kita wajib menasehati mutafaqqih itu, dengan syarat tujuan kita semata-mata nasehat, bukan karena dengki (hasad). (Imam Nawawi, Al-Adzkar, hal. 293).
Misal: Jika ada seseorang yang mempunyai kekuasaan (wilayah), misalnya guberbur (wali) lalu dia terbukti tidak layak memegang kekuasaan itu atau dia terbukti fasik atau lalai, maka wajib kita menyampaikan hal itu kepada orang yang mempunyai kekuasaan umum (wilayah ‘ammah) seperti Khalifah, untuk menggantinya atau menghilangkan keburukannya. (Imam Nawawi, AlAdzkar, hal. 293)
(5) Ghibah terhadap orang yang terang-terangan berbuat fasik atau bid’ah, seperti orang yang orang yang minum khamr secara terang-terangan. Boleh kita menyebutkan perbuatannya itu kepada orang lain. (Imam Nawawi, Al-Adzkar, hal. 293)
(6) Ghibah untuk memperkenalkan (atta’rif). Misalnya ada orang yang dikenal dengan nama “si Buta”, “si Tuli”, dsb, maka boleh menyebut nama-nama itu dengan niat untuk memperkenalkan, bukan dengan niat menjelek-jelekkan. Jika dengan niat menjelek-jelekkan hukumnya haram. (Imam Nawawi, AlAdzkar, hal. 293)
Imam Nawawi berkata,”Itulah 6 (enam) jenis ghibah yang dibolehkan oleh para ulama, di antaranya seperti yang disebutkan oleh Imam Ghazali dalam Ihya` Ulumiddin. Dalil-dalilnya adalah hadits-hadits sahih yang masyhur, dan kebanyakan jenis ghibah tersebut disepakati oleh ulama akan kebolehannya.” (Imam Nawawi, AlAdzkar, hal. 293)
Hadits-hadits tentang Ghibah yang Dihalalkan
Berikut ini sebagian hadits-hadits shahih yang menjadi dasar bolehnya 6 (enam) jenis ghibah tersebut (lihat Riyadhus Shalihin, karya Imam Nawawi):
(1) عن عائشة رضي الله عنها أن رجلا استأذن على النبي صلى الله عليه وسلم فقال : ائذنوا له بئس أخو العشيرة
(1) Dari ‘A`isyah radhiyallahu anha bahwa seorang laki-laki minta izin kepada Nabi ﷺ, kemudian Nabi ﷺ bersabda, ”Berilah izin kepada orang itu, dia adalah orang yang paling jahat di tengah-tengah keluarganya.” (HR Bukhari & Muslim)
(2) عن عائشة رضي الله عنها قالت قال رسول الله صلى الله عليه وسلم : ما أظن فلانا وفلانا يعرفان من ديننا شيئا
(2) Dari ‘A`isyah radhiyallahu anha dia berkata, telah bersabda Rasulullah ﷺ,” Aku tidak mengira sedikitpun kalau si Fulan dan si Fulan itu mengetahui tentang agama kita.” (HR Bukhari)
(3) عن فاطمة بنت قيس رضي الله عنها قالت أتيت النبي صلى الله عليه وسلم فقلت : إن أبا الجهم ومعاوية خطباني، فقال رسول الله صلى الله عليه وسلم : أما معاوية فصعلوك لا مال له، و أما أبو الجهم فلا يضع العصا عن عاتقه
(3) Dari Fathimah binti Qais radhiyallahu anha, dia berkata, “Aku pernah mendatangi Nabi ﷺ dan berkata, ’Sesungguhnya aku telah dikhitbah (dilamar) oleh Abul Jahm dan Mu’awiyah.’ Kemudian Rasulullah ﷺ bersabda, ’Adapun Muawiyah maka ia orang miskin yang tak punya harta. Sedang Abul Jahm tak pernah meletakkan tongkat dari bahunya (suka memukul).’(HR Bukhari & Muslim)
(4) عن عائشة رضي الله عنها قالت قالت هند امرأة أبي سفيان للنبي صلى الله عليه وسلم فقلت : إن أبا سفيان رجل شحيح وليس يعطيني ما يكفيني وولدي إلا ما أخذت منه وهو لا يعلم قال خذي ما يكفيك وولدك بالمعروف
(4) Dari ‘A`isyah radhiyallahu anha, dia berkata, “Hindun isteri istri Abu Sufyan berkata kepada Nabi ﷺ, ’Sesungguhnya Sufyan adalah seorang laki-laki yang bakhil, dia tidak memberiku apa yang mencukupi kebutuhanku dan kebutuhan anakku, kecuali aku mengambil darinya sedang dia tak tahu. Rasulullah ﷺ bersabda, “Ambillah apa-apa yang mencukupimu dan mencukupi anakmu dengan ma’ruf.” (HR.Bukhari & Muslim)[KH. M. Shiddiq Al-Jawi  MuslimahNews.com]

Rabu, 29 Januari 2020

Tips Sehat

Bismillah...
Hari ini: Selasa
28 Januari 2020
03 Jumadil Akhir 1441 H

Tadabbur Ayat Hari Ini:
*_Balasan yang lebih baik bagi orang beriman_*
ﺃﻋﻮﺫ ﺑﺎﻟﻠﻪ ﻣﻦ ﺍﻟﺸﻴﻄﺎﻥ ﺍﻟﺮﺟﻴﻢ 

مَا عِنْدَكُمْ يَنْفَدُ وَمَا عِنْدَ اللّٰهِ بَا قٍ ۗ وَلَـنَجْزِيَنَّ الَّذِيْنَ صَبَرُوْۤا اَجْرَهُمْ بِاَ حْسَنِ مَا كَا نُوْا يَعْمَلُوْنَ
"Apa yang ada di sisimu akan lenyap, dan apa yang ada di sisi Allah adalah kekal. Dan Kami pasti akan memberi balasan kepada orang yang sabar dengan pahala yang lebih baik dari apa yang telah mereka kerjakan."

مَنْ عَمِلَ صَا لِحًـا مِّنْ ذَكَرٍ اَوْ اُنْثٰى وَهُوَ مُؤْمِنٌ فَلَـنُحْيِيَنَّهٗ حَيٰوةً طَيِّبَةً ۚ وَلَـنَجْزِيَـنَّهُمْ اَجْرَهُمْ بِاَ حْسَنِ مَا كَا نُوْا يَعْمَلُوْنَ
"Barang siapa mengerjakan kebajikan, baik laki-laki maupun perempuan dalam keadaan beriman, maka pasti akan Kami berikan kepadanya kehidupan yang baik dan akan Kami beri balasan dengan pahala yang lebih baik dari apa yang telah mereka kerjakan."
(QS. An-Nahl 16: Ayat 96-97)

_TIPS SEHAT_

*Kebiasaan Sehat Nabi Muhammad ﷺ*

Nabi Muhammad ﷺ telah menjadi teladan bagi umat Muslim. Mengikuti kebiasaannya sehari-hari adalah sunnah. Tentunya hal ini tidak hanya memiliki manfaat spiritual saja, tapi juga manfaat fisik dan fisiologis.

“Sungguh, telah ada pada (diri) Rasulullah itu suri teladan yang baik bagimu (yaitu) bagi orang yang mengharap (rahmat) Allah dan (kedatangan) hari Kiamat dan yang banyak mengingat Allah.” (Al-Ahzab 33:21)


Banyak manfaat yang bisa diambil dari berbagai kebiasaan berikut dan juga telah diakui secara ilmiah. Beberapa di antaranya adalah sebagai berikut:

1. Bangun di pagi hari

Setiap hari, Nabi Muhammad ﷺ selalu bangun di saat fajar dan salat Subuh setelah azan. Menjadi orang yang selalu bangun pagi telah terbukti secara ilmiah menghasilkan produktivitas yang lebih baik. Begitu pula dengan kesehatan mental secara keseluruhan.

Ia juga salat beberapa rakaat di rumahnya dan berbaring menghadap ke kanan sambil menunggu panggilan untuk memimpin salat.

2. Makan perlahan dan tak berlebihan

Makan perlahan dan tak berlebihan untuk mencegah penyakit ditekankan oleh Nabi Muhammad ﷺ dan hal ini kini telah sangat didukung secara ilmiah.

Konsep makan dalam Islam yang menerapkan ‘⅓ untuk makanan, ⅓ untuk cairan, dan ⅓ untuk udara’ sangat mirip dengan konsep ‘hara hachi bu’ dari Jepang, yang berarti makanlah hingga perut terisi 80 persen.

Makan perlahan juga akan membantu kita agar menyantap makanan lebih sedikit dan memperbaikin sistem pencernaan. Ini adalah kebiasaan yang dilakukan Nabi Muhammad ﷺ dan sangat dianjurkan.

3. Berpuasa

Berpuasa adalah kebiasaan yang dilakukan Nabi Muhammad ﷺ secara teratur dan tidak hanya saat Ramadan. Ia akan berpuasa setiap Senin dan Kamis, dan juga di hari ke-13, 14, dan 15 di perhitungan bulan Islam.

“Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam biasa menaruh pilihan berpuasa pada hari Senin dan Kamis.” (HR. An Nasai, 2320)

Ini sama halnya dengan menjalankan puasa selang-seling, yang telah terbukti dapat menyeimbangkan kadar hormon, mencegah stres oksidatif, dan menurunkan peradangan secara keseluruhan.

4. Minum dalam 3 tegukan

Nabi Muhammad ﷺ mengatakan untuk tidak minum dalam sekali tegukan seperti seekor unta. Minumlah dengan tiga kali tegukan kecil.

Kini, penelitian menunjukkan bahwa orang yang minum air terlalu banyak dalam periode yang singkat dapat menyebabkan ketidakseimbangan kadar elektrolit dalam darah dan mengalami pusing. Minum dengan perlahan akan membantu tubuh menyerap cairan dan mengoptimalkan manfaat.

5. Mengonsumsi buah delima

Buah delima yang menjadi favorit Nabi Muhammad ﷺ mengandung mangan. Kandungan tersebut membantu pembentukan struktur tulang selama proses metabolisme tubuh. Selain itu delima juga mengandung potasium yang membantu menjaga fungsi seluler tubuh dan mempertahankan keseimbangan kadar cairan.

Buah delima juga mengandung banyak flavonoid dan polifenol, sejenis antioksidan yang melindungi tubuh dari penyakit jantung.

6. Mengonsumsi Kurma

Kurma adalah santapan yang tepat untuk berbuka puasa karena dapat menstabilkan kadar gula darah, mengembalikan keseimbangan kadar elektrolit darah, dan membantu sistem pencernaan lebih siap untuk menerima makanan.

Kurma kini terbukti meningkatkan produksi oksitoksin dalam tubuh dan mempercepat prosesnya. Nabi Muhammad ﷺ juga berkata:

“Tidak akan lapar penghuni rumah yang memiliki kurma.” (HR. Muslim)

7. Tetap aktif
Untuk dapat memenuhi tiga dari lima Rukun Islam, seorang Muslim membutuhkan kesehatan dan kebugaran.

Salat sendiri merupakan salah satu bentuk olah fisik yang membutuhkan pergerakan otot dan sendi. Tubuh yang sehat juga dibutuhkan jika kita berniat untuk berpuasa atau menunaikan ibadah haji. Selain itu, Nabi Muhammad (SAW) juga sangat menganjurkan untuk melakukan olahraga.

8. Hindari tidur tengkurap

Karena bobot tulang belakang, orang dewasa dan bahkan bayi tidak dianjurkan untuk tidur tengkurap oleh dokter. Bu Cara tidur seperti ini juga berdampak pada organ dan tulang belakang.

Bersambung InsyaAllah...

Selasa, 28 Januari 2020

Gaji.......

Saudara,
Kali ini saya ingin sedikit cerita, tentang kisah hidup saya.
Jadi, dulu saya sempat merantau dan bekerja di salah satu perusahaan pelayaran di Jakarta.
Yah, yang namanya fresh graduated, belum berpengalaman, saya ambil pekerjaan yang seadanya.
Pokoknya, apapun yang ditawarkan perusahaan, saya terima. Yang penting kerja dulu, bisa mandiri, dan nggak membebani orang tua.
Tapi ada satu dilema yang saat itu saya hadapi, yaitu, saya punya goal ingin menikah di tahun depan, namun, gaji saya "cuma" UMR.
Padahal gaji tersebut hanya cukup untuk kehidupan selama sebulan dan sedikit menabung yang jika dihitung nilainya baru bisa mencapai sesuai target setelah 10 tahun.
Saya mikir,
'Wah, kalau kondisinya kayak gini, tahun depan gak bakal bisa nikah nih.'
Alhasil, alih-alih nyumpahin perusahaan karena menggaji saya terlalu kecil, saya pun memutuskan untuk resign, dengan harapan akan dapat peluang yang jauh lebih besar dengan membangun sebuah bisnis sewa-menyewa kapal niaga.
Jangan tanya, kapalnya kapal siapa. Karena yang pasti bukan kapal saya, lha wong modal belum punya, hehe.
Setelah sebulan menganggur, alhamdulillah saya mulai dapat kontrak sewa kapal untuk mengangkut berbagai macam proyek, yang kemudian aktivitas bisnis saya bergulir terus hingga 2 tahun berikutnya saya bisa menikah.
Alhamdulillah, walaupun meleset satu tahun, tetapi sangat jauh lebih cepat berhasil dibanding jika saya tetap bekerja di tempat sebelumnya.
Dari kisa di atas, apa pelajaran yang dapat diambil?
Jadi, ketika kita punya goal/tujuan, pastikan goal tersebut dapat diinderakan, dan menembus masuk hingga pikiran bawah sadar, menjadi sebuah file yang mendukung tercapainya goal.
Dengan begitu, insyaAllah seluruh yang ada pada diri kita akan tergerak secara otomatis, mencari jalan untuk mencapai goal tersebut, apapun kondisi yang dihadapi, dan bagaimanapun caranya.
Ingin goal yang Anda rancang menembus menjadi sebuah file sukses di pikiran bawah sadar Anda sehingga goal akan tercapai secara OTOMATIS?
Pelajari rahasianya dengan cara...
Semoga bermanfaat!