Senin, 23 Desember 2019

Kasih Ibu Sepanjang Jalan

Kasih ibu sepanjang jalan, kasih anak sepanjang galah. Demikian pepatah mengatakan. Layaknya galah, kasih sayang anak kepada orangtua seringkali putus. Tak harus durhaka, tetapi perhatian kepada orang tuanya yang semakin surut. Bahkan, mungkin ia tidak tahu kondisi orangtuanya setiap saat, sedang sehat atau sakit, ataukah sedang kekurangan.
Sebaliknya orang tua terutama ibunda, walaupun jauh, ia selalu memendam rindu. Saat dirinya bahagia, ia langsung teringat anak-anaknya. Saat sedang ditimpa susah, acapkali diam agar tidak mengganggu pikiran dan menyusahkan anak-anaknya.
Allah berfirman, “Tidak ada balasan kebaikan kecuali kebaikan (pula)” (QS. Ar-Rahman :60).
Anak-anakku, tanyakanlah kepada ibundamu, benarkah apa yang saya katakan diatas? Tanyakanlah kepada bunda, benarkah ia memiliki cinta yang begitu besar kepadamu. Lalu tanyakan pula kepada dirimu, seberapa besar rasa sayangmu kepadanya? Bukankah kebaikan harus dibalas dengan kebaikan serupa? Bahkan Rasulullah memberi penekanan secara khusus agar anak shaleh berbuat baik kepada Sang ibu berdasarkan hadits dari Miqdam bin Ma’dikarib.
Rasulullah Shalallahu ‘alaihi wasallam bersabda, “Sesungguhnya Allah berwasiat agar kalian berbuat baik kepada ibumu, lalu Allah berwasiat agar kalian berbuat baik kepada bapakmu dan kemudian Allah berwasiat kepada kalian agar berbuat baik kepada sanak kerabatmu“. (HR. Ahmad : 1812)
Anak shaleh tidak akan melukai hati dan perasaan kedua orangtuanya atau mengganggu jiwa dan raga kedua orangtuanya atau membuat susah dan sedih kedua orangtuanya yang telah begitu banyak berjasa mengurus dirinya.
Kemuliaan dan martabat orangtua tercermin dalam hadits yang menyatakan bahwa keridhaan dan kemurkaan Allah terletak pada keridhaan ayah dan ibunya seperti sabda Nabi Shalallahu ‘alaihi wasallam, “Ridha Allah tergantung pada keridhaan orang tua dan murka Allah bergantung kepada kemurkaan orang tua” (HR. Bukhari dalam Kitab Adabul Mufrad).
Oleh karena itu, carilah ridha orangtuamu dan hindarkan segala hal yang akan mendatangkan murkanya. Dengan ridha keduanya, kebahagiaan dunia dan akhirat didapatkan. Bukankah pada dasarnya seluruh kebaikan dan amal ibadah yang kita lakukan adalah untuk diri kita sendiri? Maka Allah ta’ala berfirman, “Dan siapa yang beramal shaleh, maka untuk diri mereka sendiri lah mereka menyiapkan (tempat yang menyenangkan)” (QS. Ar-Ruum : 44).

Tidak ada komentar:

Posting Komentar

Tuliskan Komentar yang Membangun, Jangan Lupa Nama: E-mail: Wa: