Jumat, 31 Januari 2020

Hukum Ghibah

Menurut Imam Al-Ghazali sebagaimana yang dinukil oleh Imam Nawawi dalam kitabnya AlAdzkar hal. 281:
الغيبة هي ذكرك أخاك بما يكره
Ghibah adalah kamu menyebut saudaramu mengenai apa-apa yang dia benci. (Sa’di Abu Jaib, Al-Qamus Al-Fiqhi, hal. 279).
Menurut Syaikh Sa’di Abu Jaib:
الغيبة : أن تذكر أخاك من ورائه من عيوب يسترها ، ويسوءه ذكرها : فإن كان صدقا سمي غيبة . وإن كان كذبا سمي بهتانا
Ghibah adalah kamu menyebut saudaramu di belakangnya mengenai aib-aib yang ditutupinya dan ia menganggap buruk jika disebutkan; jika itu benar namanya ghibah, jika itu dusta namanya bohong. (Sa’di Abu Jaib, al-Qamus Al-Fiqhi, hal. 279; Al-Mu’jamul Wasith, hal. 667).
Menurut Syaikh Rawwas Qal’ahjie:
الغيبة : إخبار عن مساوئ شخص
Ghibah adalah pemberitahuan tentang keburukan-keburukan seseorang. (Rawwas Qal’ahjie, Mu’jam Lughah Al-Fuqaha`, hal. 33).
Hukum Ghibah
Hukum ghibah adalah haram, sesuai firman Allah subhanahu wa ta’ala:
ولا يغتب بعضكم بعضا أيحب أحدكم أن يأكل لحم أخيه ميتا فكرهتموه (الحجرات :12)
Janganlah sebagian kamu menggunjing sebagian lainnya, sukakah salah seorang kamu memakan daging saudaranya yang sudah mati maka pasti kamu membencinya.” (QS Al-Hujurat: 12)
Hukum ghibah adalah haram, sesuai sabda Nabi ﷺ:
لا تحاسدوا ولا تباغضوا ولا تدابروا ولا يغتب بعضكم بعضا وكونوا عباد الله اخوانا
Janganlah kamu saling mendengki, saling membenci, dan saling memusuhi. Janganlah sebagian kamu menggunjing sebagian yang lain. Jadilah kalian hamba-hamba Allah yang bersaudara.” (Hadis Shahih) (lihat Ibnu Abi Dunya, Ash-Shumtu wa Adabul Lisan, hal. 300)
Hukum ghibah adalah haram, sesuai sabda Nabi ﷺ:
كل مسلم حرام دمه وماله وعرضه
Setiap Muslim haram darahnya, hartanya, dan kehormatannya.” (Hadis Shahih) (lihat Ibnu Abi Dunya, Ash-Shumtu wa Adabul Lisan, hal. 299)
Ghibah yang Dihalalkan
Hukum asal ghibah adalah haram, namun dihalalkan pada kasus tertentu sebagai pengecualian berdasarkan dalil-dalil syar’i.
Ibnu Abi Dunya dalam kitabnya Ash-Shumtu wa Adabul Lisan setelah menerangkan bab haramnya ghibah, membuat bab yang berjudul “Ghibah yang halal dibicarakan bagi orang yang mengghibah“:
باب الغيبة التي يَحِلُّ لصاحبها الكلام بها
(Ibnu Abi Dunya, Ash-Shumtu wa Adabul Lisan, hal. 335).
Imam Nawawi dalam kitabnya Al-Adzkar setelah menerangkan bab haramnya ghibah, juga membuat bab serupa dengan judul “Penjelasan mengenai apa saja ghibah yang dibolehkan“:
باب بيان ما يباح من الغيبة
(Imam Nawawi, Al-Adzkar, hal. 292).
Ibrahim an-Nakha`i radhiyallahu anhu (seorang tabiin) berkata:
ثلاث لا يعدونه من الغيبة : الامام الجائر والمبتدع والفاسق المجاهر بفسقه
Tiga perkara yang mereka tidak menganggapnya ghibah: imam yang zalim, orang yang berbuat bid’ah, dan orang fasik yang terang-terangan dengan perbuatan fasiknya.”
(Ibnu Abi Dunya, Ash-Shumtu wa Adabul Lisan, hal. 337)
Umar bin Khaththab radhiyallahu anhuِ berkata:
ليس لفاجر حرمة
Orang yang fajir (tidak taat) tidak memiliki kehormatan (boleh di-ghibah).” (Ibnu Abi Dunya, Ash-Shumtu wa Adabul Lisan, hal. 342)
Al-Hasan radhiyallahu anhu (seorang tabiin) berkata:
ثلاث ليس لهم غيبة : صاحب هوى والفاسق المعلن بالفسق والامام الجائر
Tiga orang yang boleh ghibah padanya: orang yang mengikuti hawa nafsu, orang fasik yang terang-terangan dengan kefasikannya, dan imam yang zalim. (ibid, h. 343)
Imam Nawawi dalam Al-Adzkar dan Riyadhush Shalihin juga menyebutkan 6 (enam) macam ghibah yang dibolehkan yaitu:
(1) Ghibah untuk mengadukan kezaliman (at-tazhallum), maka boleh orang yang dizalimi mengadukan kezaliman yang dialaminya kepada penguasa atau hakim atau selain keduanya yang mempunyai kekuasaan atau kemampuan untuk menyelamatkannya dari orang yang menzaliminya.
Misal: Korban kezaliman berkata, ”Fulan telah menzalimi saya, berbuat begini kepada saya, dst…” (Imam Nawawi, Al-Adzkar, hal. 292).
(2) Ghibah untuk minta tolong (alisti’anah) menghilangkan kemungkaran dan mengembalikan orang yang bermaksiat ke jalan yang benar.
Misal: Seseorang berkata kepada orang yang diharapkan mempunyai kemampuan untuk menghilangkan kemungkaran, ”Si Fulan telah berbuat begini dan begini, maka tolong peringatkan dia agar tidak melakukan perbuatan itu.” (Imam Nawawi, AlAdzkar, hal. 292).
(3) Ghibah untuk minta fatwa (istifta`) misal seseorang berkata kepada mufti, ”Ayahku atau saudaraku telah menzalimiku, apakah mereka berhak berbuat demikian menurut syara’?” Atau, ”Suamiku berbuat demikian, apakah dibolehkan?
Yang lebih berhati-hati adalah tidak melakukan ta’yin (menyebut nama tertentu), misal:“Seorang suami berbuat demikian kepada isterinya, bolehkah?” Namun ta’yin boleh hukumnya secara syar’i. (Imam Nawawi, Al-Adzkar, hal. 292).
(4) Ghibah untuk memperingatkan (tahdzir) atau menasehati kaum Muslimin agar tidak terjatuh dalam keburukan.
Misal: Celaan yang dilakukan oleh ulama Jarh wa Ta’dil dalam ilmu hadits. Ini boleh menurut Ijma’, bahkan wajib karena ada hajat yang dibenarkan syara’.
Misal: Ada orang minta nasehat (istisyarah) kepada kita tentang rencana pernikahannya dengan seseorang, boleh kita mengatakan,”Tidak baik kamu menikah dengannya,” atau menjelaskan secara jelas keburukan calon suami/isterinya. (Imam Nawawi, Al-Adzkar, hal. 293)
Misal: Jika ada seseorang akan membeli barang dagangan yang ada cacatnya dan kita tahu, maka kita wajib menjelaskan cacatnya jika dia tidak mengetahuinya. (Imam Nawawi, Al-Adzkar, hal. 293)
Misal: Jika ada seorang mutafaqqih (sedang belajar fiqih) yang sering belajar kepada orang ‘alim yang berbuat bid’ah atau berbuat fasik, dan kita khawatir mutafaqqih itu dapat terpengaruh, maka kita wajib menasehati mutafaqqih itu, dengan syarat tujuan kita semata-mata nasehat, bukan karena dengki (hasad). (Imam Nawawi, Al-Adzkar, hal. 293).
Misal: Jika ada seseorang yang mempunyai kekuasaan (wilayah), misalnya guberbur (wali) lalu dia terbukti tidak layak memegang kekuasaan itu atau dia terbukti fasik atau lalai, maka wajib kita menyampaikan hal itu kepada orang yang mempunyai kekuasaan umum (wilayah ‘ammah) seperti Khalifah, untuk menggantinya atau menghilangkan keburukannya. (Imam Nawawi, AlAdzkar, hal. 293)
(5) Ghibah terhadap orang yang terang-terangan berbuat fasik atau bid’ah, seperti orang yang orang yang minum khamr secara terang-terangan. Boleh kita menyebutkan perbuatannya itu kepada orang lain. (Imam Nawawi, Al-Adzkar, hal. 293)
(6) Ghibah untuk memperkenalkan (atta’rif). Misalnya ada orang yang dikenal dengan nama “si Buta”, “si Tuli”, dsb, maka boleh menyebut nama-nama itu dengan niat untuk memperkenalkan, bukan dengan niat menjelek-jelekkan. Jika dengan niat menjelek-jelekkan hukumnya haram. (Imam Nawawi, AlAdzkar, hal. 293)
Imam Nawawi berkata,”Itulah 6 (enam) jenis ghibah yang dibolehkan oleh para ulama, di antaranya seperti yang disebutkan oleh Imam Ghazali dalam Ihya` Ulumiddin. Dalil-dalilnya adalah hadits-hadits sahih yang masyhur, dan kebanyakan jenis ghibah tersebut disepakati oleh ulama akan kebolehannya.” (Imam Nawawi, AlAdzkar, hal. 293)
Hadits-hadits tentang Ghibah yang Dihalalkan
Berikut ini sebagian hadits-hadits shahih yang menjadi dasar bolehnya 6 (enam) jenis ghibah tersebut (lihat Riyadhus Shalihin, karya Imam Nawawi):
(1) عن عائشة رضي الله عنها أن رجلا استأذن على النبي صلى الله عليه وسلم فقال : ائذنوا له بئس أخو العشيرة
(1) Dari ‘A`isyah radhiyallahu anha bahwa seorang laki-laki minta izin kepada Nabi ﷺ, kemudian Nabi ﷺ bersabda, ”Berilah izin kepada orang itu, dia adalah orang yang paling jahat di tengah-tengah keluarganya.” (HR Bukhari & Muslim)
(2) عن عائشة رضي الله عنها قالت قال رسول الله صلى الله عليه وسلم : ما أظن فلانا وفلانا يعرفان من ديننا شيئا
(2) Dari ‘A`isyah radhiyallahu anha dia berkata, telah bersabda Rasulullah ﷺ,” Aku tidak mengira sedikitpun kalau si Fulan dan si Fulan itu mengetahui tentang agama kita.” (HR Bukhari)
(3) عن فاطمة بنت قيس رضي الله عنها قالت أتيت النبي صلى الله عليه وسلم فقلت : إن أبا الجهم ومعاوية خطباني، فقال رسول الله صلى الله عليه وسلم : أما معاوية فصعلوك لا مال له، و أما أبو الجهم فلا يضع العصا عن عاتقه
(3) Dari Fathimah binti Qais radhiyallahu anha, dia berkata, “Aku pernah mendatangi Nabi ﷺ dan berkata, ’Sesungguhnya aku telah dikhitbah (dilamar) oleh Abul Jahm dan Mu’awiyah.’ Kemudian Rasulullah ﷺ bersabda, ’Adapun Muawiyah maka ia orang miskin yang tak punya harta. Sedang Abul Jahm tak pernah meletakkan tongkat dari bahunya (suka memukul).’(HR Bukhari & Muslim)
(4) عن عائشة رضي الله عنها قالت قالت هند امرأة أبي سفيان للنبي صلى الله عليه وسلم فقلت : إن أبا سفيان رجل شحيح وليس يعطيني ما يكفيني وولدي إلا ما أخذت منه وهو لا يعلم قال خذي ما يكفيك وولدك بالمعروف
(4) Dari ‘A`isyah radhiyallahu anha, dia berkata, “Hindun isteri istri Abu Sufyan berkata kepada Nabi ﷺ, ’Sesungguhnya Sufyan adalah seorang laki-laki yang bakhil, dia tidak memberiku apa yang mencukupi kebutuhanku dan kebutuhan anakku, kecuali aku mengambil darinya sedang dia tak tahu. Rasulullah ﷺ bersabda, “Ambillah apa-apa yang mencukupimu dan mencukupi anakmu dengan ma’ruf.” (HR.Bukhari & Muslim)[KH. M. Shiddiq Al-Jawi  MuslimahNews.com]

Rabu, 29 Januari 2020

Tips Sehat

Bismillah...
Hari ini: Selasa
28 Januari 2020
03 Jumadil Akhir 1441 H

Tadabbur Ayat Hari Ini:
*_Balasan yang lebih baik bagi orang beriman_*
ﺃﻋﻮﺫ ﺑﺎﻟﻠﻪ ﻣﻦ ﺍﻟﺸﻴﻄﺎﻥ ﺍﻟﺮﺟﻴﻢ 

مَا عِنْدَكُمْ يَنْفَدُ وَمَا عِنْدَ اللّٰهِ بَا قٍ ۗ وَلَـنَجْزِيَنَّ الَّذِيْنَ صَبَرُوْۤا اَجْرَهُمْ بِاَ حْسَنِ مَا كَا نُوْا يَعْمَلُوْنَ
"Apa yang ada di sisimu akan lenyap, dan apa yang ada di sisi Allah adalah kekal. Dan Kami pasti akan memberi balasan kepada orang yang sabar dengan pahala yang lebih baik dari apa yang telah mereka kerjakan."

مَنْ عَمِلَ صَا لِحًـا مِّنْ ذَكَرٍ اَوْ اُنْثٰى وَهُوَ مُؤْمِنٌ فَلَـنُحْيِيَنَّهٗ حَيٰوةً طَيِّبَةً ۚ وَلَـنَجْزِيَـنَّهُمْ اَجْرَهُمْ بِاَ حْسَنِ مَا كَا نُوْا يَعْمَلُوْنَ
"Barang siapa mengerjakan kebajikan, baik laki-laki maupun perempuan dalam keadaan beriman, maka pasti akan Kami berikan kepadanya kehidupan yang baik dan akan Kami beri balasan dengan pahala yang lebih baik dari apa yang telah mereka kerjakan."
(QS. An-Nahl 16: Ayat 96-97)

_TIPS SEHAT_

*Kebiasaan Sehat Nabi Muhammad ﷺ*

Nabi Muhammad ﷺ telah menjadi teladan bagi umat Muslim. Mengikuti kebiasaannya sehari-hari adalah sunnah. Tentunya hal ini tidak hanya memiliki manfaat spiritual saja, tapi juga manfaat fisik dan fisiologis.

“Sungguh, telah ada pada (diri) Rasulullah itu suri teladan yang baik bagimu (yaitu) bagi orang yang mengharap (rahmat) Allah dan (kedatangan) hari Kiamat dan yang banyak mengingat Allah.” (Al-Ahzab 33:21)


Banyak manfaat yang bisa diambil dari berbagai kebiasaan berikut dan juga telah diakui secara ilmiah. Beberapa di antaranya adalah sebagai berikut:

1. Bangun di pagi hari

Setiap hari, Nabi Muhammad ﷺ selalu bangun di saat fajar dan salat Subuh setelah azan. Menjadi orang yang selalu bangun pagi telah terbukti secara ilmiah menghasilkan produktivitas yang lebih baik. Begitu pula dengan kesehatan mental secara keseluruhan.

Ia juga salat beberapa rakaat di rumahnya dan berbaring menghadap ke kanan sambil menunggu panggilan untuk memimpin salat.

2. Makan perlahan dan tak berlebihan

Makan perlahan dan tak berlebihan untuk mencegah penyakit ditekankan oleh Nabi Muhammad ﷺ dan hal ini kini telah sangat didukung secara ilmiah.

Konsep makan dalam Islam yang menerapkan ‘⅓ untuk makanan, ⅓ untuk cairan, dan ⅓ untuk udara’ sangat mirip dengan konsep ‘hara hachi bu’ dari Jepang, yang berarti makanlah hingga perut terisi 80 persen.

Makan perlahan juga akan membantu kita agar menyantap makanan lebih sedikit dan memperbaikin sistem pencernaan. Ini adalah kebiasaan yang dilakukan Nabi Muhammad ﷺ dan sangat dianjurkan.

3. Berpuasa

Berpuasa adalah kebiasaan yang dilakukan Nabi Muhammad ﷺ secara teratur dan tidak hanya saat Ramadan. Ia akan berpuasa setiap Senin dan Kamis, dan juga di hari ke-13, 14, dan 15 di perhitungan bulan Islam.

“Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam biasa menaruh pilihan berpuasa pada hari Senin dan Kamis.” (HR. An Nasai, 2320)

Ini sama halnya dengan menjalankan puasa selang-seling, yang telah terbukti dapat menyeimbangkan kadar hormon, mencegah stres oksidatif, dan menurunkan peradangan secara keseluruhan.

4. Minum dalam 3 tegukan

Nabi Muhammad ﷺ mengatakan untuk tidak minum dalam sekali tegukan seperti seekor unta. Minumlah dengan tiga kali tegukan kecil.

Kini, penelitian menunjukkan bahwa orang yang minum air terlalu banyak dalam periode yang singkat dapat menyebabkan ketidakseimbangan kadar elektrolit dalam darah dan mengalami pusing. Minum dengan perlahan akan membantu tubuh menyerap cairan dan mengoptimalkan manfaat.

5. Mengonsumsi buah delima

Buah delima yang menjadi favorit Nabi Muhammad ﷺ mengandung mangan. Kandungan tersebut membantu pembentukan struktur tulang selama proses metabolisme tubuh. Selain itu delima juga mengandung potasium yang membantu menjaga fungsi seluler tubuh dan mempertahankan keseimbangan kadar cairan.

Buah delima juga mengandung banyak flavonoid dan polifenol, sejenis antioksidan yang melindungi tubuh dari penyakit jantung.

6. Mengonsumsi Kurma

Kurma adalah santapan yang tepat untuk berbuka puasa karena dapat menstabilkan kadar gula darah, mengembalikan keseimbangan kadar elektrolit darah, dan membantu sistem pencernaan lebih siap untuk menerima makanan.

Kurma kini terbukti meningkatkan produksi oksitoksin dalam tubuh dan mempercepat prosesnya. Nabi Muhammad ﷺ juga berkata:

“Tidak akan lapar penghuni rumah yang memiliki kurma.” (HR. Muslim)

7. Tetap aktif
Untuk dapat memenuhi tiga dari lima Rukun Islam, seorang Muslim membutuhkan kesehatan dan kebugaran.

Salat sendiri merupakan salah satu bentuk olah fisik yang membutuhkan pergerakan otot dan sendi. Tubuh yang sehat juga dibutuhkan jika kita berniat untuk berpuasa atau menunaikan ibadah haji. Selain itu, Nabi Muhammad (SAW) juga sangat menganjurkan untuk melakukan olahraga.

8. Hindari tidur tengkurap

Karena bobot tulang belakang, orang dewasa dan bahkan bayi tidak dianjurkan untuk tidur tengkurap oleh dokter. Bu Cara tidur seperti ini juga berdampak pada organ dan tulang belakang.

Bersambung InsyaAllah...

Selasa, 28 Januari 2020

Gaji.......

Saudara,
Kali ini saya ingin sedikit cerita, tentang kisah hidup saya.
Jadi, dulu saya sempat merantau dan bekerja di salah satu perusahaan pelayaran di Jakarta.
Yah, yang namanya fresh graduated, belum berpengalaman, saya ambil pekerjaan yang seadanya.
Pokoknya, apapun yang ditawarkan perusahaan, saya terima. Yang penting kerja dulu, bisa mandiri, dan nggak membebani orang tua.
Tapi ada satu dilema yang saat itu saya hadapi, yaitu, saya punya goal ingin menikah di tahun depan, namun, gaji saya "cuma" UMR.
Padahal gaji tersebut hanya cukup untuk kehidupan selama sebulan dan sedikit menabung yang jika dihitung nilainya baru bisa mencapai sesuai target setelah 10 tahun.
Saya mikir,
'Wah, kalau kondisinya kayak gini, tahun depan gak bakal bisa nikah nih.'
Alhasil, alih-alih nyumpahin perusahaan karena menggaji saya terlalu kecil, saya pun memutuskan untuk resign, dengan harapan akan dapat peluang yang jauh lebih besar dengan membangun sebuah bisnis sewa-menyewa kapal niaga.
Jangan tanya, kapalnya kapal siapa. Karena yang pasti bukan kapal saya, lha wong modal belum punya, hehe.
Setelah sebulan menganggur, alhamdulillah saya mulai dapat kontrak sewa kapal untuk mengangkut berbagai macam proyek, yang kemudian aktivitas bisnis saya bergulir terus hingga 2 tahun berikutnya saya bisa menikah.
Alhamdulillah, walaupun meleset satu tahun, tetapi sangat jauh lebih cepat berhasil dibanding jika saya tetap bekerja di tempat sebelumnya.
Dari kisa di atas, apa pelajaran yang dapat diambil?
Jadi, ketika kita punya goal/tujuan, pastikan goal tersebut dapat diinderakan, dan menembus masuk hingga pikiran bawah sadar, menjadi sebuah file yang mendukung tercapainya goal.
Dengan begitu, insyaAllah seluruh yang ada pada diri kita akan tergerak secara otomatis, mencari jalan untuk mencapai goal tersebut, apapun kondisi yang dihadapi, dan bagaimanapun caranya.
Ingin goal yang Anda rancang menembus menjadi sebuah file sukses di pikiran bawah sadar Anda sehingga goal akan tercapai secara OTOMATIS?
Pelajari rahasianya dengan cara...
Semoga bermanfaat!

Selasa, 21 Januari 2020

Kata Hikmah

“Sungguh dusta orang yang menjalin persahabatan, akan tetapi mereka tidak saling mendo’akan disaat berpisah. Tanda ketulusan dalam persahabatan adalah saling berdo’a saat tidak saling bertemu. Begitu mudahnya berdo’a saat bertemu, akan tetapi tidak mudah berdo’a disaat saling berpisah, kecuali bagi yang tulus. Itulah cinta karena Allah.”
“Menata hati agar senantiasa sadar akan kekurangan dirinya akan meredam luapan semangat untuk memperhatikan cela orang lain dengan mata meremehkan. Hal itu akan menjadikan dirinya amat berhati-hati dalam melihat cela orang lain. Sebab semua kesalahan yang terjadi pada orang lain bisa saja terjadi pada dirinya sendiri.”
“Kita perlu kesadaran! Sadar kemana tujuan kita, sadar bagaimana agar sampai tujuan, sadar kendala yang menghambat untuk sampai tujuan. Sadar tempat yang dituju namun tidak mengerti bagaimana menuju akan sulit sampai tujuan. Sadar tujuan dan mengerti bagaimana cara menuju, akan tetapi tidak sadar kendala dan penghambatnya bisa terhenti dan tidak sampai tujuan. Jika engkau menuju ridho Allah, sudahkah engkau pahami jalan serta cara menempuhnya? Sudahkan engkau kenali hambatannya?”
“Jika engkau haus, pergi dan ambilah seteguk air lalu minum. Sungguh mengherankan orang haus tidak mau mencari air. Lebih mengherankan lagi sudah ada air dihadapannya namun tidak meminumnya. Jika engkau orang beriman, apa yang engkau rindukan dan sejauh mana usahamu untuk menggapai kerinduanmu?”
“Ada saat engkau tersungkur. Itu karena engkau ingin bangkit. Terus bangkit dan maju dan jangan takut tersungkur. Karena engkau tidak pernah bercita-cita untuk runtuh dan tertinggal.”
“Seseorang bisa bersalah dan akan berakhir dengan bertaubat. Akan tetapi, bencana yang amat besar adalah jika seseorang bersalah namun tidak segera sadar kalau ia bersalah. Lebih celaka lagi adalah saat ia sadar, akan tetapi tetap terus dengan kesalahannya.”
“Jika engkau tidak tulus kepada Allah dan saudaramu, maka engkau telah berkhianat. Ketulusanmu kepada Allah adalah saat engkau bisa menyembunyikan kebaikanmu dari mata manusia. Ketulusanmu kepada saudaramu adalah saat engkau bisa menyembunyikan kekurangannya dari mata manusia.“
“Saat engkau penuhi pandanganmu dengan kekurangan saudaramu, maka matamu pun tidak akan bisa melihat kebaikannya. Disaat engkau tidak bisa melihat kebaikan seseorang, engkau pun tidak bisa bersyukur kepadanya. Saat engkau tidak bersyukur kepadanya, engkau pun telah tidak bersyukur kepada Allah.”
“Agar hatimu selalu tenteram dan rela dalam menerima cobaan dan ujian dari Allah, ingat disana ada orang yang merindukan keadaan seperti dirimu karena begitu berat cobaan dan ujian mereka dibanding dengan yang engkau terima. Jika engkau sakit, disana ada orang sakit yang lebih parah dari dirimu. Jika engkau faqir disana ada orang lebih faqir dari dirimu.”
“Saat engkau merasa capek dan lelah dengan ujian yang Allah berikan kepadamu, itu pertanda kalau engkau semakin jauh dari pertolongan-Nya”
“Keberhasilanmu dalam memerangi hawa nafsu dan kesombonganmu adalah disaat dirimu lebih rindu untuk mengetahui kekuranganmu daripada kelebihanmu dan lebih senang saat dirimu ditegur daripada saat disanjung”
“Saat dirimu malas menyebut namaNya, sadarilah bahwa saat itu Allah SWT berpaling darimu. Saat engkau malas bersholawat (kepada Nabi SAW), sadarilah bahwa saat itu Allah SWT menjauhkan dirimu dari Hamba TerkasihNya.”
“Kita sering tanpa sadar mengukur kebaikan adalah kebaikan yang disuka hawa nafsu kita. Hingga kebaikan haqiqi yang ditawarkan oleh Allah SWT kepada kita melalui hamba-hamba-Nya sering tidak kita indahkan. Bahkan kadang kita menolak dan marah kepada hamba tersebut. Itulah kedunguan yang lahir dari mengikuti hawa nafsu. Maka sadarilah berapa banyak orang yang telah datang kepada kita dengan membawa kebaikan lalu kita tolak? Alangkah seringnya kita menjadi dungu.”
“Jika Anda melihat banyak orang fakir di sekitar Anda itu bukan karena Allah tidak bisa mencukupi mereka. Akan tetapi itu karena Allah ingin mengangkat Anda dengan bantuan Anda kepada mereka. Maka bantulah mereka dengan penuh penghargaan pada mereka. Karena mereka Anda mulia, dan yang Anda berikan pada mereka tidak sebanding dengan yang Allah berikan pada anda.”
“Sungguh dusta orang yang menjalin persahabatan, akan tetapi mereka tidak saling mendo’akan disaat berpisah. Tanda ketulusan dalam persahabatan adalah saling berdo’a saat tidak saling bertemu. Begitu mudahnya berdo’a saat bertemu, akan tetapi tidak mudah berdo’a disaat saling berpisah, kecuali bagi yang tulus. Itulah cinta karena Allah.”
” Menata hati agar senantiasa sadar akan kekurangan dirinya akan meredam luapan semangat untuk memperhatikan cela orang lain dengan mata meremehkan. Hal itu akan menjadikan dirinya amat berhati-hati dalam melihat cela orang lain. Sebab semua kesalahan yang terjadi pada orang lain bisa saja terjadi pada dirinya sendiri. ”
“Merenunglah sejenak berapa banyak dosa yang kita lakukan bersama hembusan nafas kita? Dan sudahkah kita sadari bahwasannya itu adalah dosa, dan sudahkah kita di saat menyadari akan sebuah dosa lalu kita memohon ampun kepada Allah dengan penuh penyesalan dan dibarengi dengan tetesan air mata kerinduan akan pengampunan dari Allah? Jujurlah! Pernahkan kita menitikkan air mata karena menyesali dosa? ”
”Sungguh dusta orang yang menjalin persahabatan akan tetapi mereka tidak saling mendo’akan disaat berpisah. Tanda ketulusan dalam persahabatan adalah saling berdo’a saat tidak saling bertemu. Begitu mudahnya berdo’a saat bertemu akan tetapi tidak mudah berdo’a disaat saling berpisah, kecuali bagi yang tulus. Itulah cinta karena Allah ”
“Menata hati agar senantiasa sadar akan kekurangan dirinya akan meredam luapan semangat untuk memperhatikan cela orang lain dengan mata meremehkan. Dan hal itu akan menjadikan dirinya amat berhati-hati dalam melihat cela orang lain. Sebab semua kesalahan yang terjadi pada orang lain bisa saja terjadi pada dirinya sendiri.”
Salakan...... 22 Januari 2020........@hafidz Gress
#By Kata Hikmah <<<<Buya yahya>>>>...... semoga bermanfaat.......

Minggu, 19 Januari 2020

Apapun Masa Lalu Kita, Semoga Masa Depan Kita Adalah Surga

Tidak ada satu pun manusia yang akan luput dari kesalahan dan dosa, maka untuk masa lalu buruk yang pernah kita lakukan, semoga Allah mengampuninya.
Semoga Masa depan kita nanti adalah surga, semoga Allah selalu memberi kita jalan untuk terus mau berbenah dan bertaubat kepada-Nya, sehingga dalam perjalanan terjal menuju masa depan kita dapat selalu dekat dengan-Nya.
Semoga Allah Selalu Memberi Kita Keasadaran Untuk Selalu Memperbaiki Diri

Semoga Allah selalu memberi kita kesadaran untuk senantiasa memperbaiki diri, sehingga ampunannya selalu Allah haturkan kepada kita.

Karena Allah akan mengubah keadaan kita tatkala kita sendiri memang telah berusaha untuk berubah, maka semoga Allah selalu memberi kita jalan untuk selalu bisa memperbaiki diri menjadi seseorang yang pantas di sisi-Nya kelak.

Semoga Allah Selalu Memberi Kita Hidayah Untuk Terus Menyenangi Kebaikan

Semoga kesalahan yang pernah kita lakukan di masa lalu mendapat pengampunan terbaik dari-Nya, agar menuju masa depan yang lebih baik kita selalu mudah.
Selain itu, semoga Allah selalu memberi kita hidayah, untuk terus menyenangi kebaikan, sehingga setiap kita melakukan satu kebaikan maka kita pun akan selalu ingin melakukannya lagi.

Semoga Allah Selalu Memberi Kita Jalan Agar Lebih Mendekat Kepada-Nya

Semoga Allah menedekap kita dengan kasih sayang-Nya, dan memberi kita jalan terbaik agar lebih mendekat kepada-Nya tiada henti.

Semoga Allah selalu memeberi kita kemudahan untuk bisa introspeksi diri, sehingga setiap kekurangan yang ada dalam diri dapat dengan mudahnya kita perbaiki.

Semoga Allah Selalu Memberi Kita Kekuatan Untuk Tidak Menyenangi Kemaksiatan

Semoga Allah selalu memberi kita kekuatan untuk tidak menyenangis kemaksiatan, tidak menyenangi keburukan, dan tidak melanggar segal hal yang telah Allah larang, sehingga hidup yang kita jalani menuju masa depan benar-benar bermakna indah dengan kebaikan.

Semoga Allah Selalu Mengarahkan Kita Ke Jalan Surga-Nya, Sehingga Nanti Kita Bisa Menjadi Penghuni di Dalamnya

Semoga Allah selalu mengarahkan kita ke jalan surga-Nya, ke jalan yang nantinya akan membuat kita selamat dari siksaan api neraka bila telah sampai di akhirta-Nya.

Semoga Allah selain memberi kita jalan menuju surga-Nya, Allah pula menghidupkan kita dengan hidayah dan ridho-Nya tiada henti, sehingga nanti kita bisa menajdi penghuni paling bahagia di dalamnya. Amin

Demikianlah pokok bahasan Artikel ini yang dapat kami paparkan, Besar harapan kami Artikel ini dapat bermanfaat untuk kalangan banyak. Karena keterbatasan pengetahuan dan referensi, Penulis menyadari Artikel ini masih jauh dari sempurna, Oleh karena itu saran dan kritik yang membangun sangat diharapkan agar Artikel ini dapat disusun menjadi lebih baik lagi dimasa yang akan datang.

Dari Abu Mas’ud Radhiyallahu anhu berkata, “Rasûlullâh Shallallahu ‘alaihi wa sallam bersabda, ‘Barangsiapa menunjukkan suatu kebaikan, maka ia mendapatkan pahala seperti pahala orang yang melakukannya.” [HR. Muslim]
 Sumber:https://nasehatkehidupan212.blogspot.com/