Selasa, 11 Februari 2020

HUKUM MENDATANGI DUKUN

 HUKUM MENDATANGI DUKUN
__

▪ Berkata Asy Syeikh Ibnu 'Utsaimin rahimahullah:

الكاهـن هـو الـذي يخـبر عـن المغـيبات فـي المـستقبل وإذا أتـاه الإنسـان فـله ثـلاث حـالات :

»» Dukun adalah seorang yang memberitakan perkara-perkara ghaib pada perkara yang akan datang, jika seseorang mendatanginya maka ada tiga kondisi:

⓵ الحالة الأولـى : أن يأتيـه يـسأله ولا يصـدقه فهـذا ثبـت فـي صـحيح مسـلم أنـه لا تـقبل لـه صـلاة أربعـين يـوماً .

1⃣ Kondisi pertama; Seseorang mendatanginya dan bertanya kepadanya namun tidak membenarkannya, maka hal ini telah tsabit dalam Shahih Muslim bahwa shalatnya tidak diterima selama empat puluh hari,

⓶ الحالـة الثانيـة : أن يأتيـه يسـأله ويصـدقه فهـذا كافـر لقـوله  : « مـن أتـى كاهـناً فصـدقه بمـا يقـول فـقد كـفر بمـا أنـزل عـلى محـمد » ووجـه كفـره أن تصـديقه إيـاه يتضـمن تكـذيب قـول الله جـلا وعـلا : { قـل لا يعـلم مـن فـي السـموات والأرض الغـيب إلا الله }.

2⃣ Kondisi kedua;  Ia mendatanginya, bertanya dan membenarkannya, maka ini kafir, sebagaimana sabda Nabi shalallahu alaihi wasallam:
"Barangsiapa yang mendatangi dukun dan membenarkan apa yang ia ucapkan maka ia telah kafir terhadap apa yang diturunkan kepada Muhammad shalallahu alaihi wasallam. "
Dan sisi kekafirannya adalah bahwa pembenaran terhadap dukun tersebut terkandung pendustaan terhadap firman Allah Jalla wa 'Ala: " Katakanlah bahwa tidak ada yang mengetahui perkara ghaib dilangit maupun dibumi kecuali Allah."

⓷ الحالـة الثالـثة : أن يسـأل الكاهـن ليكـذبه ، وإنـما يسألـه اخـتباراً فهـذا لا بـأس بـه ، وقـد سـأل النـبي  ابـن صـياد عمـا أضـمر لـه فـقال : الـدخ يعـني الـدخان فـقال لـه النـبي : « اخـسأ فلـن تعـدو قـدرك »

فـإذا سألـه ليفضـحه ويكـشف كـذبه وحـاله للنـاس ، فـإن ذلـك لا بـأس بـه ، بـل قـد يكـون محـموداً مطلـوباً لمـا فـي ذلـك مـن إبطـال الباطـل.

3⃣ Kondisi ketiga; ia bertanya kepada dukun untuk mendustakannya, ia bertanya kepadanya hanyalah untuk menguji, maka ini tidak mengapa, sebagaimana Nabi shalallahu alaihi wasallam pernah bertanya kepada Ibnu Shoyyad (seorang dukun) tentang apa yang ia lihat (dari perkara ghaib), maka ia menjawab; asap,
Maka Nabi shalallahu alaihi wasallam bersabda:
"Wah, Engkau tidak akan melampaui batasanmu (sebagai dukun)."

Maka jika seseorang bertanya kepada dukun untuk membongkar kedoknya dan menyingkap kedustaannya, dan menampakkannya dihadapan manusia, maka itu tidaklah mengapa, bahkan kadang hal tersebut terpuji, dan dituntut karena didalamnya terdapat bentuk membungkam kebatilan.
_
📚 Syarhu Riyadhis Shalihin (4/84).
==================


✍🏻 Ustadz Fauzan

Tidak ada komentar:

Posting Komentar

Tuliskan Komentar yang Membangun, Jangan Lupa Nama: E-mail: Wa: