Minggu, 24 Maret 2024

Daftar Pemegang IUP dan WIUP Batu Gamping di Banggai Kepulauan

Daftar pemegang Izin Usaha Pertambangan (IUP) Batu Gamping di Kabupaten Banggai Kepulauan, Sulawesi Tengah, semakin berkembang seiring dengan permintaan yang terus meningkat untuk komoditas ini.

Berikut adalah beberapa perusahaan yang memiliki IUP dan WIUP (Wilayah Izin Usaha Pertambangan) pertambangan batu gamping di wilayah tersebut yang di keluarkan pejabat berwenang Gubernur Sulawesi Tengah :

PT Gamping Bumi Asia

Nama Perusahaan: PT Gamping Bumi Asia

Jenis Badan Usaha: PT

Lokasi Tambang: Desa Lelang Matamaling, Kecamatan Buko Selatan, Kabupaten Banggai Kepulauan, Sulawesi Tengah

Jenis Izin: WIUP

Luas Wilayah: 199.00 Ha

Tahapan Kegiatan: Pencadangan

PT. Gamping Sejahtera Mandiri

Nama Perusahaan: Gamping Sejahtera Mandiri

Jenis Badan Usaha: PT

Lokasi Tambang: Desa Lelang Matamaling, Kecamatan Buko Selatan, Kabupaten Banggai Kepulauan, Sulawesi Tengah

Jenis Izin: WIUP

Luas Wilayah: 199.00 Ha

Tahapan Kegiatan: Pencadangan

PT. Prima Tambang Semesta

Nama Perusahaan: Prima Tambang Semesta

Jenis Badan Usaha: PT

Lokasi Tambang: Desa Lelang Matamaling, Kecamatan Buko Selatan, Kabupaten Banggai Kepulauan, Sulawesi Tengah

Jenis Izin: WIUP

Luas Wilayah: 199.00 Ha

Tahapan Kegiatan: Pencadangan

PT. Lereng Cadas Bhumandala

Nama Perusahaan: Lereng Cadas Bhumandala

Jenis Badan Usaha: PT

Lokasi Tambang: Desa Bonepuso, Kecamatan Bulagi Selatan, Kabupaten Banggai Kepulauan, Sulawesi Tengah

Jenis Izin: WIUP

Luas Wilayah: 99.00 Ha

Tahapan Kegiatan: Pencadangan

PT. Anugrah Gamping Banggai

Nama Perusahaan: Anugrah Gamping Banggai

Jenis Badan Usaha: PT

Lokasi Tambang: Desa Bonepuso, Kecamatan Bulagi Selatan, Kabupaten Banggai Kepulauan, Sulawesi Tengah

Jenis Izin: WIUP

Luas Wilayah: 99.00 Ha

Tahapan Kegiatan: Pencadangan

PT. Bangkep Mineral Selaras

Nama Perusahaan: Bangkep Mineral Selaras

Jenis Badan Usaha: PT

Lokasi Tambang: Desa Kayubet dan Desa Komba-Komba, Kecamatan Bulagi, Kabupaten Banggai Kepulauan, Sulawesi Tengah

Jenis Izin: WIUP

Luas Wilayah: 86.00 Ha

Tahapan Kegiatan: Pencadangan

PT. Aurora Cahaya Lestari

Nama Perusahaan: Aurora Cahaya Lestari

Jenis Badan Usaha: PT

Lokasi Tambang: Jln.Bayangkara No 1, Kel. Apal, Kec. Liang, Kab. Banggai Kepulauan, Sulawesi Tengah

Jenis Izin: IUP

Luas Wilayah: 113.70 Ha

Tahapan Kegiatan: Operasi Produksi

PT. Sumber Alam Adika

Nama Perusahaan: Sumber Alam Adika

Jenis Badan Usaha: PT

Lokasi Tambang: Boyomoute, Kabupaten Banggai Kepulauan, Sulawesi Tengah

Jenis Izin: WIUP

Luas Wilayah: 88.00 Ha

Tahapan Kegiatan: Pencadangan

PT. Putra Sulteng Mandiri

Nama Perusahaan: Putra Sulteng Mandiri

Jenis Badan Usaha: PT

Lokasi Tambang: Desa Balayon dan Boyomute, Kabupaten Banggai Kepulauan, Sulawesi Tengah

Jenis Izin: WIUP

Luas Wilayah: 42.00 Ha

Tahapan Kegiatan: Pencadangan

PT. Bangkep Mineral Selaras

Nama Perusahaan: Bangkep Mineral Selaras

Jenis Badan Usaha: PT

Lokasi Tambang: Desa Kayubet dan Desa Komba-Komba, Kecamatan Bulagi, Kabupaten Banggai Kepulauan, Sulawesi Tengah

Jenis Izin: WIUP


Luas Wilayah: 86.00 Ha

Tahapan Kegiatan: Pencadangan

Dengan adanya perusahaan-perusahaan ini, industri pertambangan batu gamping di Kabupaten Banggai Kepulauan diharapkan dapat berkontribusi pada perekonomian daerah dan memberikan lapangan kerja bagi masyarakat setempat.

Pemerintah daerah dan otoritas terkait diharapkan terus memantau dan mengawasi kegiatan pertambangan ini untuk memastikan keberlanjutan dan keberlanjutan lingkungan yang berkelanjutan. sumber  KABAR LUWUK – https://kabarluwuk.com/daftar-pemegang-iup-dan-wiup-batu-gamping-di-banggai-kepulauan/(kontributor : IkB)


Selasa, 03 Maret 2020

Mewujudkan anak shaleh

♻️ *Bagaimanakah mewujudkan anak yang shalih?* ♻️

๐Ÿ”ฐ Untuk mewujudkan anak yang shalih salah satunya adalah dengan cara mendidiknya.

๐Ÿ”ฐ Diantara bentuk- bentuk pendidikan anak adalah:

✅ *Menanamkan pada diri anak kecintaan kepada Allah _subhanahu wa ta’ala_.*

๐Ÿ”น️ Dalam kehidupan sehari-hari, orang tua menanamkan kecintaan kepada Allah pada diri anak sejak kecil. Jika mengajak anak berbuat kebaikan, katakanlah kepadanya: _“Jika engkau melakukan hal ini maka Allah akan cinta kepadamu. Jika engkau shalat, puasa dll, maka Allah akan cinta kepadamu.”_ Jangan mengatakan, _“Jika kamu tidak shalat maka Allah akan benci dan tidak suka kepadamu."_

✅ *Mendidiknya dengan sifat amanah.*

๐Ÿ”น️ Mengajarkan kepada anak, jika ia menemukan suatu barang di jalan, hendaklah ia tidak mengambilnya untuk dirinya. Akan tetapi mengambilnya untuk diberikan kepada orang yang lebih dewasa atau orang tuanya untuk dicari siapa pemiliki barang tesebut.

✅ *Mengajari bersedekah*

๐Ÿ”น️ Anak-anak dididik untuk membiasakan diri bersedekah. Yakni memberikan sebagian apa yang dimilikinya kepada fakir miskin. Mengajarkan kepadanya untuk iltizam kepada sunnah dalam hal bersedekah. Bahwasanya, tersenyum dan berwajah berseri-berseri kepada seseorang itu adalah termasuk sedekah.

๐Ÿ”น️ Perlu diketahui bahwa kemampuan anak dalam menerima pengajaran dari orang tua itu berbeda-beda. Sebagian anak ada yang cepat memahami apa yang dikatakan oleh orang tua, dan sebagian anak yang lain lambat. Oleh karena itu orang tua harus mengetahui tingkat kemampuan anaknya.

๐Ÿ”น️ Dalam memberikan pengajaran kepada anaknya ia harus perlahan-lahan, tidak memberikan banyak nasehat setiap hari. Sebaiknya, paling tidak satu nasehat dalam sehari, supaya anak tidak mudah jemu.

๐Ÿ”น️ Sebagai contoh, ketika mengajarkan anak bersedekah, dalam bersedekah tesebut jangan diikuti dengan menyebut-nyebut sedekah dan menyakiti perasaan si penerima. Karena hal tersebut sama halnya denganorang yang menafkahkan harta karena riya’ kepada manusia dan tidak beriman kepada manusia dan tidak beriman kepada hari akhir.

✅ *Berakhlak dengan Al Quran*

๐Ÿ”น️ Diriwayatkan bahwasnya Said bin Hisyam bin ‘Amir, dia bertanya kepada Ummul Mu’minin “Aisyah radhiyallaahu anha, _“Wahai Ibu, kabarkanlah kepadaku akhlak rasulullah shallallahu ‘alahi wa sallam.”_ Maka ‘Aisyah berkata: _“Sesungguhnya akhlak rasulullah itu adalah Al Quran.”_

๐Ÿ”น️ Kita mengajarkan kepada anak agar anak berakhlak dengan Al Quran.

๐Ÿ”น️ Dalam kehidupan sehari-hari, kita usahakan untuk mengaitkan semua perbuatan anak-anak dengan Al Quran. Setiap kali terjadi suatu peristiwa tertentu, kalau memungkinkan kita ingatkan mereka dengan ayat Al Qur`an.

♻️ *Beberapa ayat Al Qur’an dan kesesuaiannya dengan keseharian anak-anak:*

1️⃣ Ketika melihat rumah yang berantakan, sang ibu mengajarkan ayat ini:

" ุฅِู†ّุง ู„ุงَ ู†ُุถِูŠุนُ ุฃَุฌْุฑَ ุงู„ْู…ُุตْู„ِุญِูŠู†َ " [ุณูˆุฑุฉ ุงู„ุฃุนุฑุงู : ุงู„ุขูŠุฉ : 170

๐Ÿ”ฐ "Sesungguhnya Allah tidaklah menyia-nyiakan pahala orang yang melakukan perbaikan". Al A'raf: 170.

๐Ÿ”ฐ Kemudian berkata kepada anak: _"Siapa yang ingin pahala?"._Ia berkata dengan suara yang yang santai dan mengulangi kembali ayat tadi, atau menjelaskan maknanya dengan gaya bahasa yang sederhana, dengan memfokuskan ke arah pahala. Kemudian berkata : _“Ayo, kita rapikan rumah, supaya kita dapat pahala.”_

๐Ÿ”ฐ Dan memberikan penekanan pada kata *mushlihin* (orang-orang yang melakukan perbaikan)

2️⃣ Jika anak-anak duduk untuk menyelesaikan tugas sekolah, merapikan tempat tidur, merapikan mainan, membantu ibu menyiapkan makanan, dll maka ibu akan mendapatkan adanya kekurangan pada hasil pekerjaan mereka. Maka ibu menghadapinya dan berkata :

" ุฅِู†ّุง ู„ุงَ ู†ُุถِูŠุนُ ุฃَุฌْุฑَ ู…َู†ْ ุฃَุญْุณَู†َ ุนَู…َู„ุงً " [ุณูˆุฑุฉ ุงู„ูƒู‡ู : ุงู„ุขูŠุฉ : 30]

๐Ÿ”ฐ Sesungguhnya Allah Subhaanah Wa Ta'ala berfirman : _"Sesungguhnya Kami tidak akan menyia-nyiakan pahala orang yang paling baik perbuatannya."_ Surah Al Kahfi : 30.

๐Ÿ”ฐ Dan ia (ibu) menekankan pada kata *"ahsan"* (paling baik). Kemudian mengatakan : sesuatu yang *paling baik*... tulisan *terbaik*, amalan yang *terbaik*.... untuk mendapatkan pahala yang *terbaik*."

๐Ÿ”ฐ Dan sangat ditekankan untuk banyak menggunakan lafazh-lafazh Al Qur’an tersebut, supaya anak-anak merasakan adanya keterkaitan antara kenyataan dengan ayat *man ahsanu amalaa* yang paling baik amalannya.

3️⃣ Ketika anak melakukan kesalahan, misalnya keluar untuk bermain di jalan tanpa izin, atau bertengkar dengan saudaranya dan melampaui batas dengan memukulnya, atau bermain di dapur hingga merusak sebagian perkakas dapur, dll. Maka ibu tidak langsung memarahi dan mengatakan kamu salah. Bahkan ibu mengajari nya untuk meminta maaf dan membacakan ayat Al Qur’an :

ุฅِู†ّ ุงู„ْุญَุณَู†َุงุชِ ูŠُุฐْู‡ِุจْู†َ ุงู„ุณّู€ูŠّุฆَุงุชِ " [ุณูˆุฑุฉ ู‡ูˆุฏ : ุงู„ุขูŠุฉ : 114]

๐Ÿ”ฐ _"Sesungguhnya kebaikan itu akan menghilangkan kejelekan."_ Surah Hud : 114.

๐Ÿ”ฐ Supaya anak mengikutkan kesalahan yang telah dia lakukan dengan kebaikan.

๐Ÿ”ฐ Dan juga aya berikut ini :

" ุฅِู†ّู…َุง ูŠُุฑِูŠุฏُ ุงู„ุดّูŠْุทَุงู†ُ ุฃَู† ูŠُูˆู‚ِุนَ ุจَูŠْู†َูƒُู…ُ ุงู„ْุนَุฏَุงูˆَุฉَ ูˆَุงู„ْุจَุบْุถَุขุกَ " [ุณูˆุฑุฉ ุงู„ู…ุงุฆุฏุฉ ุงู„ุขูŠุฉ : 91]

๐Ÿ”ฐ _“Sesungguhnya syaithan itu bermaksud hendak menimbulkan permusuhan dan kebencian di antara kalian.”_ Al Maidah : 91

4️⃣ Ketika mereka bermain air, atau menghambur-hamburkan makanan. Sampaikanlah ayat ini

"ูˆَู„ุงَ ุชُุณْุฑِูُูˆَุงْ, ุฅู†ู‡ ู„ุง ูŠุญุจ ุงู„ู…ุณุฑููŠู† " [ุณูˆุฑุฉ ุงู„ุฃุนุฑุงู : ุงู„ุขูŠุฉ : 31]

๐Ÿ”ฐ _“Dan janganlah berlebih-lebihan. Sesungguhnya Dia (Allah) tidak menyukai orang yang berlebih-lebihan.”_ Al A’raf : 31

๐Ÿ”ฐ Ajarkan kepada anak-anak, bahwa kita harus mensyukuri nikmat yang diberikan oleh Allah meskipun sedikit. Ingatkan tentang kondisi orang-orang yang kehidupannya serba kekurangan, bahkan tidak memiliki harta dan makanan. Jadi kita yag telah dikaruniai oleh Allah berupa kelapangan rezeki, sepatutnya kita mensyukurinya dengan cara tidak menghambur-hamburkannya.

✅ Selain menyampaikan ayat-ayat yang berkenaan dengan kehidupan keseharian, orang tua mengajarkan kepada mereka tentang Islam, meskipun sebenarnya anak-anak itu sudah terlahir di atas agama Islam.

๐Ÿ”น️Rasulullah _shallallaahu alaihi wa sallam_ bersabda:

ูƒُู„ُّ ู…َูˆْู„ُูˆْุฏٍ ูŠُูˆْู„َุฏُ ุนَู„َู‰

ุงู„ْูِุทْุฑَุฉِ، ูَุฃَุจَูˆَุงู‡ُ ูŠُู‡َูˆِّุฏَุงู†ِู‡ِ ุฃَูˆْ ูŠُู…َุฌِّุณَุงู†ِู‡ِ ุฃَูˆْ ูŠُู†َุตِّุฑَุงู†ِู‡ِ

๐Ÿ”น️ _“Setiap anak yang lahir dilahirkan di atas fitrah, maka kedua orang tuanyalah yang menjadikannya Yahudi, Majusi, atau Nasrani.”_

๐Ÿ”น️ Makna hadits di atas adalah manusia difitrahkan (memiliki sifat pembawaan sejak lahir) dengan kuat di atas Islam. Akan tetapi, tentu harus ada pembelajaran Islam dengan perbuatan/tindakan. Siapa yang Allah _Subhanahu wa ta’ala_ takdirkan termasuk golongan orang-orang yang berbahagia, niscaya Allah _Subhanahu wa ta’ala_ akan menyiapkan untuknya orang yang akan mengajarinya jalan petunjuk sehingga jadilah dia dipersiapkan untuk berbuat (kebaikan).

๐Ÿ”น️ Orang tua mengajari mereka sunnah yang benar, yakni sunnah yang bersumber dari rasulullah _shallalahu alahi wa sallam_. Mengajarkan mereka untuk menjauhi bid’ah dan khurafat. Megajarkan mereka untuk beramal shalih.

๐Ÿ”น️ Dalam memandu anak menghafal Al Quran, jangan memberikan kesan kaku, misalnya mengatakan: _“Ayo, duduk! Dengar dan hafalkan ayat ini!”_ Tetapi usahakan untuk biasa memperdengarkan anak-anak lantunan ayat-ayat Al Quran setiap saat melalui media tertentu, seperti kaset, mp3 dll. Dengan hal seperti ini, insyaAllah anak dengan mudah akan menghafal ayat-ayat Al Qur`an tersebut.

✅ Yang terakhir, salah satu cara untuk mendapatkan anak yang shalih adalah dengan banyak-banyak mendoakannya. Orang tua, khususnya ibu, seharusnya banyak mendoakan anak-anaknya semoga Allah memberikan hidayah kepada anaknya dan memberikan taufik-Nya supaya anak menjadi anak yang shalih. Salah satu contoh doanya adalah:

ุฑุจู†ุง ู‡ุจ ู„ู†ุง ู…ู† ุฃุฒูˆุงุฌู†ุง ูˆุฐุฑูŠุงุชู†ุง ู‚ุฑุฉ ุฃุนูŠู† ูˆุงุฌุนู„ู†ุง ู„ู„ู…ุชู‚ูŠู† ุฅู…ุงู…ุง

๐Ÿ”น️ _"Wahai rabb kami, anugerahkanlah kepada kami istri-istri kami dan keturunan kami sebagai penyenang hati kami dan jadikanlah kami imam bagi orang-orang yang bertakwa."_

๐Ÿ”น️ Orang tua mendoakan keshalihahan untuk anak-anaknya, baik laki-laki maupun yang perempuan. sebagaimana mereka juga selalu berlindung kepada Allah dari perbuatan durhaka anak-anaknya kepadanya.

๐Ÿ”น️ _Semoga Allah subhanahu wa ta’ala mengaruniakan kepada kita rezeki keturunan yang shalih yang insyaAllah bermanfaat bagi kita di dunia dan di akhirat. Semoga Allah subhanahu wa ta’ala memberikan kepada kalian rezeki untuk berhaji dan berumrah. Semoga Allah subhanahu wa ta’ala mempertemukan kita kembali di surga-Nya sebagaimana Dia telah mempertemukan kita disini. Aamiin yaa rabbal ‘aalaminin._

♻️ Allaahu Ta’ala a’lamu bishshawab.

✍ Ummu Abdillah Yusuf

Jumat, 28 Februari 2020

Renungan

*RENUNGAN PAGI* ๐ŸŒ…
*EDISI AYAH*

*Ibrahim* _'alaihissalam_ sang ayah teladan...

Bukti keteladan beliau :
Memilih *lingkungan yang tepat* bagi si buah hati...

Kok bisa?
Bukankah Ibrahim meninggalkan Ismail di tempat yang gersang? tidak ada air dan tumbuh-tumbuhan?

Jangan bermimpi di tempat itu ada minimarket, penjual pulsa, warung kopi, lapangan futsal, eh...kagak man...

Kalau begitu, dari sisi apa penilaian teladannya?

_Benar tempat itu gersang, tak ada air dan tumbuh-tumbuhan..._
(QS. Ibrahim : 37).

Tapi...
Kampung itu namanya *Mekkah*, dekat dengan rumah Allah, yakni *Ka'bah*, negeri yang dijanjikan berkah.

Ayah itu harus punya *visi jauh* ke depan...
Apa visinya?
_Dan orang-oranng yang *beriman*, dan yang *anak cucu* mereka mengikuti mereka dalam keimanan, Kami hubungkan anak cucu mereka dengan mereka, dan Kami tiada mengurangi sedikitpun dari pahala amal mereka. Tiap-tiap manusia terikat dengan apa yang dikerjakannya_
(QS. Ath-Thur:21)
_(yaitu) *surga 'Adn* yang mereka masuk ke dalamnya bersama-sama dengan orang-orang yang saleh dari *bapak-bapaknya, isteri-isterinya dan anak cucunya*, sedang malaikat-malaikat masuk ke tempat-tempat mereka dari semua pintu_
(QS. Ar-Ra'du : 23).

Bukan sekedar pilih tempat tinggal, termasuk buat ayah sekarang. Memilih *rumah*, bahkan *sekolah* akan menjadi lebih mudah kalau jelas visinya apa?
Salah visi maka akan salah mengambil keputusan dan anak menjadi korban.

*Ayah...*
Peranmu begitu besar untuk menentukan arah anak-anakmu.

Disamping memilih tempat, maka ayah juga harus memperhatikan *kedekatannya* dengan anak, terkhusus *anak laki-laki...*

Ayah yang *cuek* dan hanya bisa ngasih *uang* tanpa mau memiliki peran dalam  mengasuh anak dan kedekatan, seakan-akan sedang "beternak" *bencong* di rumah sendiri. Tidak sedikit anak laki-laki gagal menjadi lelaki hari ini karena kehilangan sosok ayah di rumah!

Lelaki sixpack tapi ngondek...
Tulang kawat, gayanya akhwat...
Kalau ada masalah suka baperan, curhat jalanan...

Kenapa bisa demikian?
Jawabnya karena tidak ada peran dari sang Ayah.

Yuk para ayah...
Menjadi sosok yang ideal dan kebanggaan anak-anak kita.

Sesibuk apapun di luar rumah, maka ingatlah bahwa kita sedang mempersiapkan pengganti sosok ayah...

_Semoga Allah menjadikan diriku dan dirimu menjadi ayah ideal dan teladan, amin..._

✍ _Ibnu Selian_

♻Silahkan share dan raihlah amal jariyah.Semoga memberikan manfaat.
_Jazakumullahu khairan_
๐Ÿ•‹๐Ÿ•‹๐Ÿ•‹๐Ÿ•‹๐Ÿ•‹๐Ÿ•‹๐Ÿ•‹๐Ÿ•‹๐Ÿ•‹๐Ÿ•‹